Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah.
Pada kesempatan yang baik dan berbahagia ini, guna mencapai mardhatillah, mari kita bersama-sama kita tingkatkan prestasi iman dan takwa kita terhadap Allah SwT dengan berupaya melaksanakan perintah-perintah Allah serta sekaligus meninggalkan larangan-larangan-Nya.
Demikian pula segenap puji syukur, tak lupa kami panjatkan kehadirat Allah SwT, Tuhan yang telah memberi kepada kita kesempatan dan kesehatan sehat wal afiat, hingga kita sempat memenuhi panggilan untuk menunaikan ibadah shalat berjamaah Jum’at di masjid ini dengan baik.
Untuk selanjutnya, pada kesempatan yang baik ini pula, perkenankanlah kami menyampaikan khutbah Jum’at kali ini dengan mengambil judul: Dakwah.
Semoga dengan judul ini, mudah diserap dipelajari serta menambah wawasan pengertian dan pemahaman serta pengamalan bagi para jamaah, wabil khusus para da’i yang senantiasa bertugas di lapangan.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat An-Nahl 125:
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”
Dalam ayat tersebut di atas, berkesimpulan dapat dipetik pelajaran bahwa ada tiga macam metoda (cara) pendidikan dalam berdakwah:
- Dengan hikmah, yakni dengan ucapan yang baik, jelas tegas dan benar, bisa memberi membedakan antara yang baik dan batil.
- Dengan bentuk pelajaran yang baik, sehingga dapat meresap ke dalam hati sanubari (dengan cara persuasif).
- Dengan cara berdialog atau berdiskusi, dilakukan dengan cara yang baik, tertib lancer dan menghasilkan (sukses).
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah.
Selain uraian tersebut di atas. Di sini perlu kami tambahkan beberapa hal yang berkaitan khusus masalah berdakwah. Dengan harapan dapat menambah wawasan pengertian dan pemahaman bagi para da’i atau mubaligh kita dalam melaksanakan tugas di lapangan.
Selanjutnya, agar dakwah kita dapat berhasil baik (sukses) optimal dan maksimal mampu memberikan kontribusi ukhuwah Islamiyah serta ketahanan nasional, maka sangat perlu mengkaji, mempelajari beberapa faktor penunjang adalah sebagai berikut: Yaitu faktor da’i, faktor materi, faktor menejemen, faktor organisasi, dan faktor objek.
- Faktor Da’i
Da’i harus bermutu dan berkualitas yang memadai, dalam arti memiliki kapasitas kepribadian yang baik (positif). Da’i tidak usah merasa pandai, tetapi pandai merasa. Mengetahui apa yang diucapkan, meskipun tak perlu diucapkan semuanya. Da’i seorang komunikator dan pemimpin umat. Oleh sebab itu, da’i diharapkan mampu memberi kedamaian dan kesejukan bagi umat, bersikap: ing ngarso sung tulodo, ing madio mangun karso, tutwuri handayani.
- Faktor Materi
Pada era globalisasi, jelas dakwah harus dipersiapkan dengan materi yang komprehensif, memenuhi selera kebutuhan umat. Dakwah bukan sekadar menyampaikan ajaran agama secara sempit, namun harus bisa mengetengahkan ajaran agama sebagai sistem ibadah secara luas, termasuk aspek social ekonomi, etika, estetika, hankam dan lain-lain dengan materi yang pas, sejalan tuntutan zaman, situasi dan kondisi yang dihadapi.
- Faktor menejemen.
Dakwah perlu dikelola dan ditangani secara proporsional dan dilaksanakan secara proporsional pula. Namun demikian tidak berarti menjadikan dakwah segabai lahan profesi yang bersifat komersial. Mengapa demikian?
Hal ini perlu disinggung mengingat ada sementara da’i pandai berhitung untung rugi, sehingga aspek imbalan merupakan pertimbangan utama. Jelas, dakwah bukan lahan profesi, melainkan panggilan suci yang harus disambut dan ditunaikan secara tulus ikhlas.
- Faktor Organisasi
Seirama dengan perkembangan kemajuan zaman, berkembang pula aspirasi masyarakat. Oleh sebab itu dakwah masa kini tidak cukup hanya dengan cara amatiran, melainkan perlu didukung adanya seperangkat sarana dan prasarana yang memadai serta wadah organisasi yang mapan dan tangguh. Dengan wadah ini menejemen dan materi dakwah dirumuskan secara baik dan relevan.
- Faktor Objek
Ada dua sasaran yang kedua-duanya sangat penting. Keluar bersifat pengembangan dan perluasan, sedangkan ke dalam bersifat penyegaran, penghayatan pengalaman agama, benar-benar sesuai cocol dengan kaidah-kaidah Islamiyah yang mengutamakan perdamaian, dan kebersamaan, bukan sebaliknya.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah.
Demikianlah uraian singkat khutbah Jum’at berkaitan masalah dakwah, yang dapat kami sampaikan pada kesempatan siang hari ini. Semoga bermanfaat.
————–
Asfari Mukri