Islamofobia di Negeri Kincir Angin

Islamofobia di Negeri Kincir Angin

Di tengah meningkatnya sentimen anti-Islam di barat, sebuah masjid di Belanda mendapat surat bernada ancaman dari orang yang tidak dikenal. Surat yang ditulis tangan itu menyebutkan, “Kembalilah ke tempat asal kalian,” dan pekan berikutnya akan melakukan serangan terhadap Masjid Fatih yang berdiri di kota Roermond, Provinsi Limburg, demikian seperti dilaporkan kantor berita Anadolu, Rabu (24/6).

Menurut Nevruz Ozcan, aktivis Muslim dari Netherlands Diyanet Foundation, sebagaimana dikutip onislam.net, surat tulisan tangan itu diterima di Masjid Fatih pada Selasa (23/6). Pihak kepolisian setempat juga sudah melakukan langkah-langkah keamanan tambahan di sekitar masjid selama beberapa hari kemudian. Diharapkan polisi dapat menemukan si pengirim surat. Ozcan mencatat, sejauh ini, terutama setelah pihak kepolisian turun tangan, jamaah masjid menjadi tidak begitu terpengaruh dengan ancaman yang disampaikan pelaku.

Masjid Fatih merupakan satu-satunya masjid Turki di Kota Roermond. Kota tersebut berada di tidak jauh dari perbatasan Belanda-Jerman, dan dihuni oleh kurang lebih 2.400 warga keturunan Turki. Umat Islam di Belanda saat ini diperkirakan mencapai satu juta jiwa atau sekitar 6,25% dari total penduduk negeri itu.

Kebanyakan dari Muslim yang tinggal di sana adalah keturunan Turki dan Maroko. Dalam beberapa waktu belakangan, kaum Muslimin di Barat telah menyaksikan berbagai macam serangan bernuansa anti-Islam. Mulai dari pelecehan secara verbal hingga aksi pembakaran di masjid-masjid. Salah satu contoh paling menghebohkan adalah serangan terhadap salah satu masjid di Swedia pada Desember tahun lalu.

Sementara itu, rencana yang akan dilakukan oleh anggota anti-Islam Belanda, Geert Wilders, menyiarkan kartun Nabi Muhammad saw di TV, telah memicu kemarahan Muslim di Belanda. Para pemimpin di negara tersebut menyebutnya sebagai provokasi.

Awal pekan ini Wilders mengumumkan rencananya untuk menggunakan airtime yang diberikan kepada partai politik untuk menunjukkan kartun dari kontes di Texas bulan lalu. Wilders membantah ia menjadi provokatif, ia mengklaim, ia ingin menunjukkan kartun untuk mendukung kebebasan ekspresi.

Yassin Elforkani, juru bicara Contact Group for Muslims and Government, sepakat, “Ini adalah provokasi dari Wilders,” katanya dalam sebuah wawancara telepon, sebagaimana ditulis onislam.net.

Wilders dikenal karena kata-kata keras yang dilontarkan melawan Islam dan Muslim. Dia juga menyerukan pelarangan Al-Qur’an dan menjelaskan kitab suci umat Islam itu sebagai “fasis”. Pada tahun 2008, Wilders merilis film dokumenter 15 menit menuduh Al-Qur’an menghasut kekerasan. Pada Mei 2014, Wilders telah menempatkan negaranya dalam air panas setelah penyebaran stiker yang menghina.

Dr H Anwar Abbas, MM, MAg, Bendahara Umum PP Muhammadiyah, dalam sebuah wawancaranya dengan Republika, mengecam tindakan politisi anti-Islam Belanda, Geert Wilders yang kembali menayangkan kartun Nabi Muhammad itu. “Kita sangat menyesalkan cara-cara yang dilakukan oleh Wilders. Ini jelas-jelas merupakan tindakan melecehkan dan tidak menghormati ajaran agama Islam,” kata Anwar Abbas kepada Republika, Kamis (25/6).

Anwar menambahkan, semestinya para pemeluk agama saling menghormati agama dan keyakinan masing-masing. Yang dilakukan oleh Wilders ini justru sebaliknya. Menurutnya, cara-cara seperti ini tidak bisa diterima lantaran memancing kemarahan umat Islam.

Ia mengaku heran, mengapa di dalam kepala Wilders yang ada hanya kebencian pada Islam dan umat Islam. Apapun yang dia lakukan semuanya tampak mengarah kepada bagaimana menyakiti dan mengusik kehidupan agama orang lain.

Bendahara Umum PP Muhammadiyah ini mengungkapkan, tindakan Wilders ini tidak mustahil akan menciptakan ketegangan dalam hubungan antar umat beragama, baik dalam skala lokal maupun global. “Kita mengimbau para pemuka dunia untuk mengutuk dan menghentikan tindakan Wilders ini supaya kehidupan antar umat beragama dapat berjalan rukun dan damai,” harap Anwar Abbas.

Exit mobile version