Mendekatkan Antar Kelompok Masyarakat

tolong menolong

Foto Dok Ilustrasi

ADALAH hak setiap orang mewujudkan tiga kebutuhan dasar, yaitu tempat tinggal (papan), pakaian (sandang), serta makanan dan minuman (pangan). Namun, kenyataan, belum semua penduduk di negeri ini dapat memenuhi kebutuhan dasar itu. Karena hidup mereka dalam kemiskinan. Mereka kebanyakan dari kalangan petani (penggarap tapi tak punya sawah), buruh, dan nelayan. Mereka setiap hari hidup dalam kekurangan dan dihimpit kesulitan. Apalagi kalau mereka sakit dan harus opname di Rumah Sakit. Pasti mereka tidak mampu membayar. Fenomena yang nampak jelas ini tentu menyedihkan dan tidak boleh dibiarkan. Sebab, kalau tak ada ikhtiar penanggulangan akan melemahkan bangunan umat dan masyarakat.

Pada sisi lain, di tengah masyarakat banyak orang berharta dan kaya. Menjadi orang kaya bukanlah langkah yang salah. Terus terang, secara umum, setiap orang mempunyai kecenderungan pada harta. Karena itu, Islam tidak membatasi siapa pun untuk memiliki harta. Asal hak Allah ditunaikan, diperoleh dengan cara halal, bukan haram, dan bukan dengan ambisi berlebihan. Islam tidak anti harta dan kekayaan serta anti orang-orang kaya. Tetapi ini bukan berarti Islam membenarkan mereka berbuat semau sendiri dengan hartanya. Seperti digunakan untuk memperturutkan hawa nafsu, serba kemewahan, serta hidup boros dan berlebihan. Setelah berharta dan kaya tidak boleh kikir dan bakhil. Tidak pula digunakan untuk berbuat keburukan, misalnya, menyengsarakan, menganiaya, dan menindas orang lain. Terutama mereka yang lemah dan miskin.

Dalam masyarakat nyata sekali ada kelompok orang-orang kaya dan ada pula kelompok orang-orang miskin. Islam sebagai agama yang menekankan pada keseimbangan hidup tentu tidak mempertentangkan antar keduanya. Bahkan Islam berusaha kuat mendekatkan antar kelompok masyarakat itu. Mereka agar bekerjasama saling menguntungkan dalam kerangka kebersamaan dan solidaritas sosial. Agar gap yang menjadi jurang pemisah tidak bertambah terbuka menganga, tapi menjadi terkatup atau tertutup. Karena masing-masing sadar diri terhadap fungsi dan tanggungjawabnya.

Mereka yang sedang dalam kemiskinan hendaklah menjalani hidup prihatin disertai kesabaran dan keridhaan. Tetapi sama sekali tidak boleh berputus asa untuk terus berikhtiar, berusaha, bekerja keras, dan ikhlas. Islam sangat mendorong kepada umatnya untuk kerja mandiri agar penghasilannya bertambah. Sebagai orang-orang yang beriman tentulah percaya bahwa Allah senantiasa memberi inspirasi, menolong, dan memudahkan mereka yang berusaha sungguh-sungguh dengan menempuh jalan kebaikan untuk meraih harta melalui cara-cara terhormat. Sehingga rezki yang diperoleh halal, baik, dan diberkahi Allah. Mereka tetap dapat menjaga diri tidak meminta-minta ke sana ke mari. Meskipun hidup dalam kemiskinan. Tidak membenci dan mendengki kepada mereka yang berharta dan kaya.

Adapun mereka yang berharta dan kaya tetap sadar diri. Pada harta yang ada di tangan mereka ada amanah yang harus ditunaikan secara baik dan bertanggungjawab. Mereka harus memanfaatkannya untuk beramal shalih. Sehingga harta mereka memperoleh keberkahan. Mereka mengeluarkan zakat yang menjadi kewajiban dan menafkahkan pula harta untuk menolong fakir-miskin, anak-anak yatim, dhu’afa’, dan mustadh’afin. Mereka tidak memandang rendah terhadap kaum dhu’afa’ dan lainnya. Bahkan mereka menyadari bahwa apa yang selama ini mereka peroleh hakikatnya adalah atas bantuan dan pertolongan kaum itu.

Puasa Ramadhan tahun ini telah selesai kita tunaikan. Kita pun telah merayakan ‘Idul Fithri 1 Syawwal 1436 H. Semoga segala apa yang telah kita jalani itu membuahkan ketakwaan. Takwa adalah ucapan dan perbuatan. Ucapan berupa pernyataan baik dan benar seperti saling memaafkan. Sedangkan perbuatan berarti konsisten melaksanakan dan mengikuti segala perintah Allah berupa kebaikan serta menjauhi semua larangan-Nya berupa keburukan dan kemunkaran. Karena itu, siapa yang bertakwa tidak akan membiarkan kerusakan merajalela dan ketidakberdayaan masyarakat terus menurun. Pendekatan antar kelompok masyarakat (kaya dan miskin) harus terus dilestarikan dan dibuktikan. Sehingga tercipta kedamaian di masyarakat

Selamat Hari Raya ‘Idul Fithri 1 Syawwal 1436 H. Taqabbalallahu minna wa minkum. Minal ‘aidin wal faizin. Mohon maaf lahir batin. []

———–

Oleh : M. Muchlas Abror

Exit mobile version