SEMINAR KESEHATAN BAHAYA STROKE

SEMINAR KESEHATAN BAHAYA STROKE

SURABAYA. Majelis Pembina Kesehatan Umum, PD Muhammadiyah Surabaya mengadakan seminar kesehatan mengenai bahaya stroke dengan tema “Stroke: siapa takut”. Seminar ini diadakan di auditorium lantai 6 Universitas Muhammadiyah Surabaya dan dihadiri oleh sekitar 250 orang. Seminar ini membahas berbagai aspek stroke seperti bahaya stroke, faktor risiko, hingga masalah psikologis pasien stroke. Seminar ini menghadirkan para pakar di bidangnya, juga Walikota Surabaya,  Dr Ir Tri Rismaharini, MT sebagai keynote speaker.

Menurut dr H Mohammad Saiful Islam, SpS(K), badan kesehatan dunia WHO telah melaporkan bahwa stroke merupakan pembunuh nomor dua di dunia. Bahkan beberapa negara di Afrika dan Pasifik, stroke menjadi nomor satu penyebab kematian. Di Indonesia stroke merupakan penyebab kematian nomor 1 pada penyakit tidak menular. Selain menjadi momok karena angka kematiannya yang tinggi, stroke merupakan penyebab kecacatan nomor wahid di dunia. Beliau mengingatkan juga bahwa saat ini terjadi peningkatan penderita stroke usia muda, terkait faktor risiko yang mereka miliki seperti merokok, minum alkohol, pola makan dan gaya hidup tidak sehat.

Walikota Surabaya, Tri Rismaharini dalam paparannya mengingatkan peserta seminar terutama para pemuda untuk menjaga kesehatan. Sebagai contoh, beliau menyampaikan bahwa para remaja penerima bantuan Pemkot Surabaya untuk cuci darah jumlahnya semakin meningkat. Sehingga beliau mengharapkan partisipasi aktif pemuda dalam menjaga kesehatan diri juga teman-temannya. Beliau juga menyampaikan bahwa Pemkot Surabaya telah melakukan banyak hal untuk menjaga kesehatan lingkungan Surabaya. Seperti mengawasi jajanan murid sekolah hingga melokalisir pedagang kaki lima. Tindakan ini menurutnya untuk mempermudah mengawasi kondisi makanan, air hingga limbahnya, sehingga risiko penyakit terkait makanan dapat dikurangi,

Sedangkan, dr HM Agus Toha, SpPD sebagai pembicara ketiga membahas diabetes sebagai salah satu faktor risiko stroke yang perlu dikenali dan dicegah sejak dini. Seseorang yang menderita diabetes menurut data beliau, sangat berisiko mengalami stroke jika gula darah, tekanan darah serta faktor risiko lain tidak terkontrol.

Pembicara terakhir, Psikolog Lely Ika Mariyati, MPsi menyampaikan pentingnya kepercayaan diri pada pasien juga peran keluarga dalam pemulihan, seperti tetap mengajak komunikasi dalam berbagai aktivitas. Sehingga mereka tidak merasa terabaikan. Dengan mengajak pasien stroke tetap hadir pada pengajian, dan bila mereka masih belum percaya diri dengan mengajaknya menonton acara di televisi sambil mendampingi mengajaknya bicara.(Saiful Ardhi)

Exit mobile version