Mengantar Masa Puber dengan Mulus

Mengantar Masa Puber dengan Mulus

Assalamu’alaikum wr wb.

Ibu Emmy yth., saya (34 tahun) ibu dari 2 orang putri dan putra. Putri sekarang duduk di kelas IV SD. Beberapa waktu yang lalu, saya kaget mendapati anak saya yang baru menginjak usia 9 tahun sudah mendapat haid. Anak saya waktu itu juga bingung dan sempat malu pada teman-temannya.

Sebetulnya, putri adalah anak periang, tapi akhir-akhir ini ia jadi sering uring-uringan. Ia juga jadi agak cengeng. Kata gurunya, pernah suatu kali di sekolah, tahu-tahu ia nangis di kamar mandi. Setelah ditanya ternyata ia diledek dan dikasari temannya karena ia tidak shalat dhuha. Padahal ia memang sedang mengalami haid.

Sebetulnya saya sudah menerangkan pada putri tentang hal-hal yang berhubungan dengan haid/menstruasi. Tapi, dia kok masih suka gampang marah ya? Apa yang harus saya lakukan untuk membantu putri melewati masa pubernya? Mohon sarannya. Atas jawabannya jazakumullah.

Wa’alaikumsalam wr wb.

Ibu Heni, di Bantul.

 

Wa’alaikumsalam wr wb.

Ibu Heni yth., saya bisa memahami mengapa Ibu agak kaget, karena putri termasuk yang mengalami haid pada masa usia awal (untuk anak perempuan, usia masa pubertas terjadi rata-rata usia 9-14 tahun). Saya juga salut pada ibu yang begitu perhatian pada putri. Masa pubertas memang menjadi salah satu tahap perkembangan yang penting diperhatikan oleh orang tua.

Pubertas berarti kedewasaan, yaitu masa ketika seorang anak mengalami perubahan fisik dan psikologis, serta terjadi kematangan alat-alat seksual dan reproduksinya. Masa puber merupakan masa peralihan menuju masa remaja. Umumnya pertumbuhan dan perkembangan anank pada masa ini berlangsung cepat dan singkat. Ahli perkembangan mengatakan masa remaja sebagai masa topan badai dan stres. Ini disebabkan oleh kecenderungan sikap anak yang telah memiliki keinginan untuk bebas menentukan nasib sendiri. Maka, mereka perlu bimbingan agar menjadi individu yang memiliki rasa tanggung jawab.

Pubertas biasanya terjadi selama 3-4 tahun. Pada masa pubertas, anak akan mengalami perubahan fisik primer dan sekunder. Perubahan primer adalah perubahan yang pasti dialami oleh anak, contohnya, fungsi organ seksual. Sedangkan perubahan sekunder merupakan perubahan pada fisik yang tampak dari luar sebagai pembeda antara laki-laki dan perempuan. Masa pubertas juga membuat perubahan pada sikap dan perilaku remaja, antara lain: – cenderung menjadi penyendiri dan menarik diri dari teman-teman dan keluarganya. – Emosi tinggi, anak cenderung mudah marah, gelisah serta menangis karena hal-hal kecil. – Mulai merasa bosan dengan hal-hal yang dahulu disukai. Pada anak-anak tertentu diikuti dengan prestasi yang menurun. – Tidak mau bekerja sama, sering membantah, menentang, mengkritik, merendahkan serta membuat permusuhan. –Menjadi kurang percaya diri, misanya dalam hal pemanpilan. Ia takut orang lain memperhatikan perubahan yang dialaminya dan memberi kritikan atau komentar negatif.

Dari penjelasan di atas semoga ibu bisa memahami perubahan yang sedang dialami putri ibu. Hal yang penting untuk disadari oleh orang tua adalah bahwa anak remaja adalah anak-anak. Peran orang tua mempunyai andil yang besar untuk mempersiapkan anak memasuki masa pubertas, maka orang tua sebaiknya:

  1. Pahami bahwa pubertas merupakan proses alami yang akan dijalani anak sesuai tahapan perkembangan yang akan dialaminya.
  2. Orang tua perlu membekali diri dengan berbagai informasi agar dapat memberi penjelasan dan dapat menjawab pertanyaan tentang pubertas. Jangan merasa tabu untuk menjelaskannya.
  3. Tetap bersikap tenang dan bijaksana saat menghadapi tingkah laku anak yang tengah bereksperimen dengan hal baru. Seperti saat putri mengalami haid.
  4. Bisa menjadi teman dan pendengar yang baik. Dengan menyesuaikan cara berkomunikasi dengan remaja, maka remaja akan merasa nyaman ‘curhat’ dengan orang tuanya.
  5. Jelaskan bahwa pubertas adalah proses alami yang dialami oleh semua anak. Proses perubahan yang terjadi pada dirinya merupakan proses alamiah. Tekankan padanya agar tidak malu tentang perubahan biologisnya. Di sini orang tua perlu bersikap proaktif.
  6. Jelaskan secara detail semua hal yang berkaitan dengan reproduksi. Termasuk cara memakai pembalut saat sedang haid dan cara membersihkannya.
  7. Jelaskan pula pada anak akan pertingnya menghargai dan menjaga kehormatan dirinya. Selain itu berikan pengenalan peran dalam interaksi sosial dan pengenalan dirinya.

Pendampingan yang baik orang tua akan mengantarkan anak menjalani masa pubertas secara positif dan menunjang perkembangannya menjadi pribadi yang tangguh, matang, percaya diri dan dewasa dalam berpikir.

Semoga Ibu dan Bapak diberi kekuatan dan kemampuan mengantar putri dan putranya menjagi anak-anak yang tangguh. Amiin.

Exit mobile version