Bendera Palestina untuk pertama kalinya dikibarkan di Majelis Umum PBB setelah Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas, menyampaikan pidatonya. Bendera dikibarkan di taman mawar pada pukul 1:00 waktu setempat (06:00 GMT) pada Rabu, 30 September 2015 lalu, yang disaksikan para diplomat dan wartawan.
Berbicara kepada orang banyak, Abbas mengatakan, upacara ini didedikasikan untuk “para martir, para tahanan yang terluka, dan untuk mereka yang memberikan hidup mereka ketika mencoba untuk mengibarkan bendera ini.”
Sementara itu ratusan warga Palestina berkumpul di kota Tepi Barat yang diduduki Ramallah, mereka menyaksikan pengibaran bendera melalui layar lebar yang didirikan di Yasser Arafat Square. Suasana meriah, dilaporkan Al Jazeera. Keluarga bernyanyi bersama lagu nasionalis dan melambaikan bendera Palestina.
Berbicara kepada Al Jazeera, anggota Dewan Pusat Organisasi Pembebasan Palestina, Mustafa Barghouti, menggambarkan tindakan itu sebagai langkah simbolis yang penting. “Pada intinya, itu akan menghormati banyak orang Palestina yang dibunuh oleh Israel ketika mencoba untuk mengibarkan bendera di wilayah Palestina yang diduduki,” katanya pada hari sebelumnya.
Majelis Umum PBB menyetujui resolusi untuk mengibarkan bendera dengan suara mayoritas mendukung pada 10 September. 119 suara mendukung, sementara 45 negara abstain dan delapan suara menentang, di antaranya Israel, Amerika Serikat, dan Australia.
Tapi Barghouti juga meminta kepemimpinan Palestina untuk mengambil beberapa langkah untuk mengakhiri pendudukan Israel di Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, dan Jalur Gaza.
Pemimpin senior Hamas, Ghazi Hamad, mengatakan, pengibaran bendera adalah langkah positif, tapi “itu tidak cukup,” ia menambahkan. Kepemimpinan Palestina di Tepi Barat telah difokuskan terlalu banyak pada “tindakan simbolik”, Hamad mengatakan kepada Al Jazeera, bahwa hanya dengan persatuan antara Tepi Barat dan Gaza, Palestina dapat “menghadapi pendudukan Israel dan mendirikan negara Palestina yang merdeka.”
Sementara itu berkenaan dengan pengibaran bendera Palestina di markas PBB, diharapkan Indonesia harus tetap memberikan dukungan kepada Palestina dalam meraih pengakuan dunia atas kemerdekaannya. Ketua Komisi VIII DPR RI, Saleh Partaonan Daulay, sebagaimana ditulis republika.co.id, mengatakan kalau keberhasilan pengibaran bendera Palestina di markas Perserikatan Bangsa Bangsa di New York, bisa dimaknai sebagai pengakuan dunia terhadap eksistensi Palestina.
Hal itu, lanjut Saleh, merupakan bentuk pengakuan Palestina sebagai negara yang merdeka dan mandiri. Pengibaran ini juga menjadi babak baru dalam perjuangan Palestina. Menurutnya, langkah ke depan yang bisa dilakukan, khususnya bagi Indonesia, adalah mendorong Palestina agar bisa menjalin kerja sama dengan negara lain.
Karena itu, ia berpendapat kalau Palestina tidak boleh puas begitu saja dengan pengibaran bendera di markas PBB. Masih banyak pekerjaan lain yang perlu direalisasikan. “Masih banyak kerja lain yang perlu direalisasikan, terutama dalam menata masa depan Palestina,” kata Saleh.
Pekerjaan terbesar adalah mempersatukan seluruh faksi Palestina dan meraih banyak dukungan dari luar.