Kaum Muslimin sidang Jum’at rahimakumullah.
Dalam suasana yang berbahagia ini marilah kita tingkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SwT dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Hati adalah segumpal daging yang posisinya terletak di dada bagian sebelah kiri tubuh manusia, hati juga merupakan rasa ruhaniah yang halus.
Salah satu dari penyakit hati yang ada dalam diri manusia adalah sombong. Sombong atau angkuh sering disebut dengan istilah takabbur atau marahan. Sombong banyak kesamaan dengan sifat ujub (bangga dengan dirinya sendiri atau merasa lebih baik daripada orang lain).
Kaum Muslimin sidang Jum’at rahimakumullah.
Disadari atau tidak, terkadang seseorang sering menampakkan sikap angkuh dan sombongnya. Apabila sikap sombong ini hanya dilakukan sesekali, bisa saja orang yang di sekelilingnya belum memberikan predikat sebagai orang yang sombong. Predikat sombong biasanya diberikan ketika perbuatan sombong berulang kali dilakukan dan ditampakkan dalam bentuk perkataan maupun perbuatan yang ditujukan kepada orang lain.
Allah SwT berfirman dalam surat An-Nahl ayat 23:
“…Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong,” (Qs An-Nahl [16]: 23)
Allah SwT juga berfirman dalam surat An-Nisa’ ayat 36 disebutkan;
“Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri,” (Qs An-Nisa’ [4]: 36)
Rasulullah saw bersabda: “Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat seberat biji sawi dari sifat kesombongan.” (HR. Muslim)
Secara umum sifat sombong dapat dibagi menjadi dua macam yaitu: pertama, sombong batini atau sombong dalam sikap. Sombong batini atau batin adalah sifat sombong yang tertanam dalam hati seseorang sehingga tidak tampak secara lahir/fisik, seperti seseorang yang mengingkari kebenaran yang datang dari Allah SwT padahal dia mengetahui kebenaran tersebut.
Allah SwT berfirman:
“Kuperkenankan (Kukabulkan) bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina.” (Qs Al-Mu’min [40]: 60)
Kedua, sombong zahiri adalah sifat sombong yang dapat dilihat langsung dengan panca indra, seperti dalam bentuk ucapan dan gerakan anggota tubuh. Contohnya ialah riya, angkuh, dan memalingkan muka terhadap orang lain. Allah SwT tidak menyukai orang-orang yang memalingkan muka (sombong) sebagaimana terdapat dalam surat Luqman ayat 18 berikut.
“Janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (Qs Luqman [31]: 18)
Kaum Muslimin sidang Jum’at rahimakumullah.
Adapun cara mengobati sifat sombong yang diberikan Imam Al- Ghazali ialah: pertama, jika berjumpa dengan kanak-kanak, anggaplah kanak-kanak itu lebih mulia daripada kita, karena kanak-kanak belum banyak melakukan dosa daripada kita yang usianya lebih tua daripada kanak-kanak.
Kedua, apabila bertemu dengan orang tua, anggaplah dia lebih mulia daripada kita karena dia sudah lama melakukan ibadah.
Ketiga, jika berjumpa dengan orang alim, anggaplah dia lebih mulia daripada kita karena banyak ilmu yang telah mereka pelajari dan ketahui.
Keempat, apabila melihat orang jahil, anggaplah mereka lebih mulia daripada kita karena mereka membuat dosa dalam kejahilan, sedangkan kita membuat dosa dalam keadaan mengetahuinya.
Kelima, jika melihat orang jahat, jangan anggap kita lebih mulia karena mungkin satu hari nanti dia akan insaf dan bertaubat atas kesalahannya.
Keenam, apabila bertemu dengan orang kafir, katakan di dalam hati bahwa mungkin pada suatu hari nanti mereka akan diberi hidayah oleh Allah SwT dan akan memeluk Islam, maka segala dosa mereka akan diampuni oleh Allah SwT.
Jama’ah jum’at rahimakumullah.
Islam sangat melarang umatnya memiliki sifat takabur (sombong) karena kesombongan akan membuka jurang pemisah antara kaya dan miskin, kuat dan lemah, bisa dan tidak bisa dalam lingkungan kehidupan kita.
Oleh karena itu, tidak ada alasan bagi manusia untuk menyombongkan diri, bahkan sebaliknya kita harus mensyukuri setiap nikmat yang diberikan oleh Allah SwT sebagai nikmat dan karunia.
Khutbah Kedua
Kaum Muslimin sidang Jum’at rahimakumullah.
Di khutbah yang kedua ini, marilah kita berdoa ke haribaan Allah SwT dengan khusyuk dan ikhlas, semoga Allah mengabulkan seluruh doa-doa yang kita panjatkan, amien.•
———————
Eko Harianto, MSi, Aktivis Muhammadiyah Bangunharjo Sewon Bantul.