Suatu hari Pak AR diutus Pimpinan Pusat Muhammadiyah ke Sumatra Utara menghadiri musyawarah di Medan. Selain mengisi acara di musyawarah itu, Pak AR juga silaturahmi kepada para pejabat dan juga tokoh-tokoh agama.
Salah satu yang ditemui adalah Bapak Prof. TM Usman El Muhammady, seorang mubaligh sekaligus penulis yang terkenal dan banyak karyanya.
Begitu bertemu Prof TM Usman El Muhammady, beliau langsung merangkul Pak AR sambil berkata ;”Alhamdulillah, saya sudah lama tidak ketemu bapakmu, sekarang bisa ketemu anaknya.
Saya sahabat Bapakmu” Semula Pak AR agak kaget, tapi segera sadar bahwa yang dimaksud dengan bapakmu pasti K.H Fakhruddin (Vice Hofd Bestur Muhammadiyah) yang terkenal itu.
Beliau tidak tahu bahwa KH Fakhruddin ayahnya adalah KH Fakhruddin Penghulu Wakil Paku Alaman. Karena KH Fakhruddin yang dimaksud (Vice HB Muhammadiyah) hanya meninggalkan seorang putri, yaitu Ibu Marhamah Hadjam.
Tentu saja Pak AR tidak mengatakan terus terang, khawatir Prof. TM Usman El Muhammady kecewa.
Ketika akan pamit pulang Prof TM Usman El Muhammady mengeluarkan setumpuk buku karangannya dihadiahkan kepada Pak AR. “Terima kasih Pak, semoga bisa menjadi bekal dakwah serta menjadi amal jariyah Bapak” kata Pak AR.