Yogyakarta – “ Komitmen Muhammadiyah adalah ikut memastikan terpenuhinya hak tangguh bagi masyarakat dalam menghadapi bencana” demikian penekanan H. Budi Setiawan, Ketua Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), Ahad (17/011/2016).
Menurut Budi, hak tangguh ini salah satunya adalah dengan memiliki kesiapan menghadapi keadaan darurat akibat bencana yang terjadi berulang seperti banjir, longsor, atau kabut asap akibat kebakaran hutan. “Rencana kedaruratan menghadapi bencana ini menjadi hak masyarakat untuk mengembangkan dan memilikinya, agar ketika keadaan terburuk terpaksa dihadapi, sudah siap” terang Budi selanjutnya.
Pada kesempatan pembukaan pelatihan penyusunan rencana kontijensi di UNIRES Univ Muhammadiyah Yogyakarta ini, Budi juga menyampaikan kebijakan penanggulangan bencana Muhammadiyah pasca Muktamar di Makassar 2015 yang lalu. Peserta pelatihan yang berjumlah 36 orang yang merupakan utusan 12 Pimpinan Wilayah Muhammadiyah ini adalah para pimpinan Lembaga Penanggulangan Bencana di PWM nya masing – masing.
Menurut Budi, Pimpinan Muhammadiyah di daerah adalah bagian dari masyarakat yang harus menghadapi kejadian bencana di Indonesia.
“Bila mereka sudah terlatih, bangun organisasi yang kuat dan memiliki rencana kedaruratan, Muhammadiyah bisa mengambil peran pada tanggap darurat bencana dengan lebih tertata” lanjut Budi.
Senada dengan pernyataan di atas, Sarniyah sebagai koordinator divisi Tanggap Darurat dan Rehabilitas Rekonstruksi MDMC, menyatakan kalau kemampuan pimpinan Muhammadiyah di daerah menggerakkan sumberdaya kader, amal usaha dan jaringan pimpinan menjadi dukungan besar bagi upaya penanganan bencana yang dilakukan oleh pemerintah daerah.
“Sehingga kami di pusat bisa mengurangi peran di tingkat wilayah dan daerah” lanjutnya.
Sementara itu, sekretaris MDMC, Arif Nur Kholis yang juga hadir dalam kesempatan tersebut menyatakan bahwa pelatihan ini menjadi rangkaian pelaksanaan komitmen Muhammadiyah yang ditetapkan pada Muktamar di Makassar tahun 2015 yang lalu.
“Muktamar mengamanatkan agar Muhammadiyah lebih memperkuat dukungan pada upaya mewujudkan masyarakat yang tanggap dan tangguh bencana, strategi pelaksanaannya kami pilih dengan melakukan perkuatan di tingkat daerah secara persisten” terang Arif.
Lebih lanjut Arif menyampaikan bahwa upaya penyusunan rencana kedaruratan ini dirangkai juga dengan upaya untuk melakukan tindakan preventif untuk mengurangi potensi kejadian bencana, khususnya bencana yang terjadi berulang seperti banjir, tanah longsor atau kabut asap.
“Kami juga mengembangkan program mulai pelatihan masyarakat, upaya mitigasi, hingga advokasi kebijakan di tingkat pusat dan daerah untuk mengurangi potensi kejadian bencana – bencana itu” terang Arif. “Bahkan beberapa bulan yang lalu MDMC mendapat kesempatan untuk memaparkan pemikiran kami di Kantor Staf Kepresidenan” jelas Arif Kemudian.
Pelatihan akan berlangsung pada tanggal 17 – 20 Januari 2015 dengan fasilitator dari Divisi Diklat, Divisi Pengurangan Risiko dan Kesiapsiagaan dan Divisi Tanggap Darurat & Rehabilitasi Rekonstruksi MDMC. (arnur)