Dr Darmin Nasution : Muhammadiyah Bisa Menolong Ekonomi Bangsa

Dr Darmin Nasution : Muhammadiyah Bisa Menolong Ekonomi Bangsa

Dr Darmin Nasution
Menteri Koordinator Perekonomian Indonesia

Muhammadiyah memiliki kontribusi besar dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia dan mengisi pembangunan dengan mengembangkan sektor pendidikan, kesehatan dan perdagangan.

Catatan sejarah ini tentu memberikan gambaran yang jelas bahwa sektor ekonomi juga bagian dari gerak perjuangan Muhammadiyah sejak berdirinya persyarikatan ini. Namun, berjalannya waktu, seiring dengan kondisi ekonomi dunia yang belum stabil, sektor perekonomian bangsa sedikit atau banyak juga terkena dampaknya. Begitu juga dengan Muhammadiyah.

Bahkan sampai hari ini, perlambatan ekonomi bangsa masih berlangsung.

Tidak hanya Indonesia yang mengalami gejala perlambatan ekonomi, negara adi daya seperti Amerika juga mengalami hal yang sama. Akhir-akhir ini sering diberitakan bahwa untuk menyetabilkan ekonomi negara, Amerika Serikat akan mengeluarkan kebijakan meningkatkan suku bunga. Dikeluarkanya kebijakan itu bukan karena kinerja perekonomian di sana yang sudah membaik, namun karena Amerika Serikat sudah terlalu lama menjalankan kebijakan tingkat bunga mendekati nol. Dengan kebijakan baru meningkatkan tingkat suku bunga, lambat atau cepat, pasti akan melahirkan masalah baru pada perekonomian mereka.

Hal serupa juga terjadi di negara-negara Eropa. Sampai hari ini, Eropa masih bergulat dengan persoalan perlambatan ekonomi dan belum menemukan solusi yang tepat untuk memperbaikinya. Bahkan belum lama ini, negara Tiongkok juga mengalami problem yang sama yaitu melambatnya ekonomi Negara. Itulah tantangan yang perlu kita pecahkan guna meningkatkan perekonomian negara.

Dalam situasi yang sulit seperti ini, perekonomian bangsa melambat dan melemahnya nilai tukar rupiah, pemerintah butuh perubahan guna memperbaiki perekonomian bangsa. Selama ini Indonesia hanya terpaku pada eksploitasi sumber daya alam, walaupun dengan itu Indonesia bisa melakukan kegiatan ekspor. Namun karena tidak memiliki pondasi yang kuat di bidang ini, nilai ekspor sumber daya alam bangsa juga mengalami penurunan.

Untuk memaksimalkan peningkatan perekonomian bangsa saat ini, langkah yang harus ditempuh antara lain adalah menumbuhkembangkan daerah industri dan sebanyak mungkin melakukan investasi. Dengan meningkatkan kegiatan industri maka sumber daya alam Indonesia bisa diolah maksimal dan tidak terus-menerus bangsa ini hanya mengekspor bahan mentah ke negara lain. Lebih dari itu, harapannya dengan meningkatkan kegiatan industri Indonesia juga bisa mengekspor barang jadi ke luar negeri.

Dalam rangka mendorong terwujudnya peningkatan industri dan investasi tersebut, pemerintah selama ini sudah mengeluarkan tujuh paket ekonomi. Kebijakan paket ekonomi ini jika diamati, sangat mendorong kegiatan ekonomi khususnya bidang industri dan investasi. Namun demikian, dikeluarkannya kebijakan ekonomi tersebut tidaklah cukup untuk meningkatkan perekonomian bangsa. Dibutuhkan kerjasama dan sinergisitas yang baik antara pemerintah dengan organisasi kemasyarakatan seperti Muhammadiyah.

Kegiatan saling sinergi antara pemerintah dengan Muhammadiyah, harapannya mampu menumbuhkan dan meningkatkan gerak bisnis masyarakat. Selama ini, sinergisitas tersebut belum terlaksana dengan baik. Bahkan organisasi besar seperti Muhammadiyah juga belum melakukan banyak agar terbentuk sinergi yang baik dengan pemerintah. Padahal dengan bermodal moral dan nilai-nilai Islam yang unggul, sinergisitas Muhammadiyah dengan pemerintah bisa menjadi kekuatan yang besar yang mampu mengentaskan persoalan ekonomi di negara ini. Karena pada prinsipnya Islam adalah agama yang memiliki nilai dan moral yang sangat kooperatif. Jika hal ini betul-betul berjalan, masalah perlambatan perekonomian negara akan cepat teratasi karena sinergi ini terjalin atas dasar standar moral. Dan Islam memiliki standar moral yang baik.• (gsh)
_________________________
(Disarikan dari sambutan pada acara Temu Jaringan Saudagar Muhammadiyah di Surabaya 11 Desember 2015)

Exit mobile version