Langkah Awal UMTAS Memahami Manhaj Tarjih

Langkah Awal UMTAS Memahami Manhaj Tarjih

Hidup beragama adalah sebuah pencarian kebenaran yang tak pernah berhenti. Kalimat tersebut dilontarkan oleh Professor Syamsul Anwar dalam acara Baitul Arqam pejabat struktural Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya (UMTAS), pada tanggal 21-22 Januari 2016. Oleh karena mencari kebenaran itulah, setiap pemeluk agama memiliki interpetasi yang berbeda-beda. Baik secara individu maupun kelompok yang tergabung dalam gerakan Islam. “Tak terkecuali Muhammadiyah sebagai gerakan Islam, yang juga memiliki interpetasi tersendiri”, tambahnya.

Acara Baitul Arqam sendiri bertempat di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Lebih tepatnya di gedung University Residence. Ketua Majelis Tarjih Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini menjelaskan bahwa interpetasi yang dilakukan Muhammadiyah melalui aktivitas ‘tarjih’. Berdasarkan istilah, kata ‘tarjih’ dalam Muhammadiyah berarti kegiatan intelektual untuk merespon perubahan sosial-budaya yang terjadi. Wadah untuk kegiatan tersebut bernama Majelis Tarjih. Adapun pendekatan yang dilakukan oleh Majelis Tarjih selama ini dengan menggunakan bayani (bersandar teks Qur’an atau Sunnah Maqbulah), burhani (rasio), dan irfani (hati nurani). “Sedangkan semangat tarjih dalam Muhammadiyah meliputi: tajdid, toleran, terbuka, dan tidak berafiliasi terhadap madzhab”, tutur beliau.

Pada tataran praktis, Guru besar Fakultas Syari’ah UIN Sunan Kalijaga ini  mencontohkan penggunaan metode Hisab oleh Muhammadiyah dalam menentukan awal bulan Ramadhan. “Menggunakan Hisab bukan berarti menentang perintah Rasulullah SAW, akan tetapi bentuk tajdid atau pembaharuan dalam bidang Mu’amalah”, jelasnya. Sejatinya penggunaan hisab atau ru’yat itu adalah sarana dalam menentukan waktu Ibadah. Yang dimana menggunakan rasio diperbolehkan selama tidak bertentangan dengan perintah agama. Penggunaan metode Hisab oleh Muhammadiyah ini bertujuan untuk menciptakan kalender hijriyah global. “Hal tersebut diperkuat dengan hasil keputusan Muktamar ke 47 di Makassar tahun 2015 yang lalu”, terangnya pada peserta Baitul Arqam. Kegiatan Baitul Arqam pejabat struktural UMTAS berlangsung berkat kerjasama pihak Universitas dengan Majelis Pendidikan Kader Pimpinan Pusat Muhammadiyah. (GR)

Exit mobile version