Assalamu’alaikum wr wb.
Bu Emmy yth, saya gadis (27 tahun), alhamdulillah sudah PNS dan berpenghasilan lumayan. Saya menyurati ibu karena saya mempunyai masalah cinta yang rumit. Saya mengenal D sudah 1,5 tahun, saya kenal dia lewat jejaring sosial dan berhubungan intens. Kami sudah pernah bertemu darat 2 kali. Saya sayang dia, tapi saya tidak paham perasaannya. Katanya sayang saya.
Tapi, ternyata D juga punya cewek lain, R. Saya tahu dari R yang “curhat” tentang cowoknya yang tak lain adalah D. Duh, sakitnya hati ini dipermainkan laki-laki. Saya bilang ke D, pilih saya atau R. Katanya sih pilih saya, tapi saya tidak percaya. Kami pun jadi sering bertengkar dengan D mengenai R. Sampai suatu saat ia bilang mau menikah, bukan dengan saya atau R, tapi dengan S.
Bu, saya bingung, di satu sisi dia sayang pada saya, tapi menikah dengan orang lain. Alasannya menikahi S karena saya sering berbeda pendapat dengan dia. Dia juga bilang menyesali keputusannya menikahi S. Katanya dia lebih membutuhkan saya. Jujur Bu, kami masih saling berhubungan. Saya tahu ini salah. Apa yang harus saya lakukan? Jujurkah D? Terus terang saya masih menyayanginya. Terima kasih sarannya.
Wassalamu’alaikum wr wb.
Titi, somewhere
Wa’alaikumsalam wr wb.
Titi yang baik, Anda adalah perempuan yang cantik dan pandai, buktinya Anda bisa jadi PNS. Saya heran perempuan seperti Anda kok, bisa disibukkan oleh laki-laki semacam D? Bahkan masih mempertanyakan kejujurannya. Anda memang tidak sendirian. Wanita karir, mandiri, penuh percaya diri dan mampu mengupdate diri dengan gadget terbaru. Terbiasa chatting, e-mail dan hal-hal lain di dunia maya adalah pengganti pertemuan yang di masa lalu memberikan pemuasan kebutuhan sosial kita.
Bertemu teman-teman secara langsung, sekarang diganti grup BBMan, atau melalui facebook. Kapan saja bisa ngobrol, tidak kena macet, bisa dilakukan di waktu senggang atau curi-curi waktu di tengah kesibukan. Efisien, ya, bahkan bisa punya teman lintas benua. Apa yang hilang? Kebutuhan dasar kita untuk berhubungan dengan orang lain. Saat bertatap muka, lebih banyak kejujuran yang diperlihatkan. Saat kita bersosialisasi dengan cara konvensional atau kopi darat, kita tidak bisa pasang foto orang lain, misalnya Luna Maya di muka kita. Tetapi ini bisa dilakukan di dunia maya, memalsukan foto, usia dan yang lainnya. Ini bisa membuat orang yang berhubungan dengan kita memperoleh gambaran mental yang jauh berbeda dari kenyataan yang ada. Namanya juga gambaran mental. Maka, subyektivitas kita akan lebih leluasa masuk ke dalam terciptanya imajinasi tentang sosok itu.
Kalau perempuan mendambakan bisa menemukan pria idaman di dunia maya untuk hidup di dunia nyata, berbeda dengan laki-laki, pada umumnya mereka hanya bertualang bukan mencari cinta melainkan mencari pencapaian. Bahwa mereka sudah bisa menaklukkan hati seorang perempuan. Tentu saja bukan untuk menikah. Karena untuk menikah si lelaki tetap saja mencari dengan cara konvensional. Saling melihat dan berkomunikasi langsung secara tatap muka. Untuk kasus Titi, itulah yang dilakukan D dengan S. Bukan dengan Titi. Kalau dicermati, ini adalah pertolongan Allah, yaitu pernikahan D yang juga sudah Titi ketahui. Begitu ia terikat secara hukum dengan perempuan lain, upayanya untuk tetap berhubungan de- ngan Titi sudah harus dilihat dengan cara yang berbeda. Kini, itu adalah ajakan berselingkuh atau berzina. Pada saat kita nyaman bersama laki-laki yang sudah menikah, menurut saya, ini merupakan perselingkuhan, ringan atau parah, tetap saja bernama selingkuh.
Titi masih mempunyai pilihan untuk tetap dibohongi atau meninggalkannya. Coba kalau Titi sudah digaulinya? Anda akan terpaksa untuk memohon-mohon untuk dikawininya. Jangan sampai ini terjadi, ya! Tak usah buang waktu lagi untuk menerima kontak-kontaknya. Katakan pada keluarga untuk tidak usah kenal lagi dengan D.
Untuk alasan apapun, jangan terhubung lagi dengannya. Kini ubah gaya hidup Anda dengan bersosialisasi langsung. Jangan percaya facebook. Bergabunglah de- ngan komunitas orang-orang yang shalih-shalihah. Insya Allah Titi akan mendapat pasangan yang jauh lebih baik dari D. Semoga Allah memberi jodoh yang shalih pada Titi. Amiin.•
***) Wahyuni, Spsi. seorang pakar psikologi.