Marroko – Ketua Dewan Pertimbangan MUI Din Syamsuddin menegaskan bahwa Islam sangat menghormati hak-hak kelompok minoritas agama lain yang tinggal di negeri mayoritas Islam. Demikian pernyataan Din pada Conference on Rights of Religious Minorities in Predominantly Muslim Countries, di Marrakesh, Morroko, 25-27/1. Konperensi yg diselenggarakan Kementerian Wakaf dan Urusan Islam Morroko dan Forum Promosi Perdamaian di Masyarakat Muslim pimpinan Syeikh Abdullah Bin Bayah yg berkedudukan di Abu Dhabi, diikuti 300an peserta terdiri dari ulama dan cendekiawan Muslim dan sejumlah tokoh non-Muslim dari berbagai negara dunia. Dari Indonesia, selain Din Syamsuddin juga hadir Prof. Amany Lubis dari Majelis Alimat Islam Sedunia.
“Konperensi ini bertolak dari Piagam Madinah yang dibuat Nabi Muhammad SAW dengan berbagai kelompok agama dan suku yg ada di Yatsrib waktu itu,”ujar Din
Din Syamsuddin dalam intervensi singkatnya pada konperensi menegaskan bahwa Piagam Madinah mengangkat dua subtansi utama, yakni hak terkait harkat manusia sebagai manusia, dan hak kebebasan beragama dan berkeyakinan. Dari keduanya terdapat hak2-hak derivatif yang bersifat umum, termasuk untuk mendapatkan perlakuan yang baik (muamalah hasanah), apalagi jika kalangan minoritas agama merupakan warga negara di negara2 Islam.
Dlm kesempatan itu, Din menjelaskan bhw Indonesia yg merupakan negara dgn mayoritas pendudukan beragama Islam telah sejak awal kelahirannya menerapkan prinsip demikian bahkan menjadi bagian penting dari konstitusi negara, seperti termaktub pada Ps 29 UUD 1945. Oleh karena itui, lanjut Din, prinsip kemanusiaan Piagam Madinah perlu diintegrasikan ke dalam konstitusi atau produk2 hukum negara2 Islam, bahkan diperjuangkan untuk menjadi dokumen internasional walau sdh ada DUHAM.
Din Syamsuddin yg menjabat Co-President of World Conference of Religions for Peace, tidak lupa menekankan perlunya hak-hak minoritas Muslim di negara-negara mayoritas agama lain juga harus mendapat penghormatan dan pelayanan yg sama. Terakhir ini berkembang gejala menyedihkan terhadap Kaum Muslim di beberapa negara Eropa dan Amerika, seperti pelarangan mendirikan masjid dgn menara, pelarangan memakai hijab, dan bentuk-bentuk Islamofobia lain, termasuk sikap berwawasan sempit dari Calon Presiden AS Donald Trump yg melarang orang Islam menjadi warga AS. Perdamaian Dunia yg sejati hanya akan terwujud melalui penegakan keadilan.
“Ketidakadilan global menjadi akar malapetaka dunia,” tegas Din Syamsuddin. (mu)