Rumah Sakit Indonesia di Gaza Diresmikan

palestina

Kementerian Kesehatan Palestina akhir Desember 2015 lalu membuka rumah sakit yang didanai Indonesia untuk melayani penduduk di utara Gaza. Rumah sakit tua yang berada di daerah tersebut, rumah sakit Kamal Adwan, telah ditutup untuk renovasi dan pemeliharaan.

Rumah sakit baru yang dibangun oleh Indonesia, berisi 110 tempat tidur, termasuk 10 untuk kasus perawatan intensif. “Rumah sakit Indonesia merupakan tambahan fasilitas kesehatan yang penting, dengan fasilitas medis berkualitas tinggi untuk melayani  penduduk di utara Gaza,” ujar juru bicara kementerian kesehatan, Dr Ashraf Al-Qudra.

Rumah sakit Indonesia menyediakan layanan perawatan medis khusus di bidang penyakit dalam, operasi bedah dan ortopedi. Al-Qudra juga menjelaskan bahwa rumah sakit Indonesia memiliki CT scan yang paling maju di Gaza yang tidak dimiliki rumah sakit lain dan terdapat empat ruang operasi selain unit perawatan intensif, dokter dan perawat yang berkualitas. Dia menyatakan optimisme tentang kemampuan rumah sakit yang akan membawa pergeseran yang signifikan dalam pelayanan medis di Gaza.

Kementerian akan merenovasi Rumah Sakit Kamal Adwan untuk meningkatkan kualitas layanannya. Al Qudra menambahkan bahwa seluruh penduduk yang menerima pelayanan medis di rumah sakit Kamal Adwan bisa melanjutkannya di rumah sakit baru Indonesia.

Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Gaza, Palestina digagas oleh Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) telah melakukan Soft Launching sejak pertengahan tahun lalu. Rumah sakit seluas 16.261 m2 itu terletak di daerah Bayt Lahiya, Gaza Utara dan merupakan tanah wakaf dari pemerintah Palestina.
Kepala Presidium MER-C Henry Hidayatullah menjelaskan, rumah sakit ini dikhususkan untuk traumatologi dan rehabilitasi, yakni penanganan pada pasien cedera yang banyak ditemui ketika perang terjadi. “Rumah sakit ini strategis, terutama saat peperangan. Karena korban paling banyak di Bayt Lahiya sehingga evakuasi korban bisa lebih cepat,” jelas Henry beberapa waktu lalu.

Menurut Henry, selama ini rumah sakit Palestina kewalahan menangani pasien korban perang ketika serangan terjadi bertubi-tubi oleh Israel. RSI akan menjadi rumah sakit terbesar di Palestina dengan daya tampung pasien mencapai 100 orang. Rumah sakit ini juga memiliki desain yang berbeda dari sejumlah bangunan di jalur Gaza, yakni segi 8.

Peralatan kesehatan yang digunakan juga menggunakan teknologi lebih canggih dibanding rumah sakit yang sudah ada. Adapun, tim medis berasal dari Palestina dan secara bertahap akan dikirim tim medis dari Indonesia. Pembangunan fisik rumah sakit dua lantai ini telah dilakukan sejak 2011 dan memakan waktu 3,5 tahun. Kemudian dilanjutkan dengan pengadaan alat kesehatan.

Menurut Henry, mereka pun selama ini terkadang terkendala dengan sulitnya masuk ke Jalur Gaza yang merupakan daerah terisolasi. Dinamakan Rumah Sakit Indonesia karena seluruh dana pembangunan hingga pengadaan alat kesehatan berasal dari dana sumbangan masyarakat Indonesia, yakni mencapai Rp 120 miliar. • (eff)

Exit mobile version