• Tentang SM
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Media Siber
  • Term & Condition
  • Privacy Policy
  • Hubungi Kami
Jumat, Desember 5, 2025
Suara Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
No Result
View All Result
suaramuhammadiyah
No Result
View All Result

Islamophobia di Eropa

Suara Muhammadiyah by Suara Muhammadiyah
5 Februari, 2016
in Wawasan
Reading Time: 2 mins read
A A
0
Islamophobia di Eropa
Share

Ada beberapa hal mengapa ada warga Eropa yang masih takut terhadap Islam. Yang pertama adanya riset di USA yang memprediksi bahwa di Eropa pada tahun 2050 Kristen akan tetap agama terbesar, tetapi Islam akan tumbuh sangat cepat, sehingga persentasi umat Islam akan mencapai 30% sedangkan Kristen 31%. Umat kristen tetap mayoritas, tetapi secara kuantitatif mengalami penurunan. Tahun 2050 diperkirakan ada sekitar 70 juta umat Islam di Eropa.

Kedua, adanya hipotesis Samuel P. Huntington tentang clash of civilation, yaitu budaya dan agama akan menjadi sumber konflik di masa datang. Dinatara budaya yang saling berbneturan ini adalah antara Islam dan Barat. Selain itu, ada beberapa tulisan yang menyatakan bahwa syariat Islam menghalangi kebebasan dan demokrasi. Bahkan tidak sedikit warga Eropa yang berpendapat bahwa kerjasama dengan dunia Islam akan membahayakan dunia Barat.

Baca Juga

Deni Asy’ari Tekankan Relevansinya Mengonsolidasikan Gerakan Ekonomi Berjamaah

10 Tahun Diplomasi Indonesia, Retno Marsudi Paparkan Tantangan Dunia Internasional

Peristiwa Arab Spring seolah-olah menjustifikasi alasan-alasan tersebut. Terjadinya revolusi yang menyulut perang saudara mengakibatkan gelombang pengungsi besar-besaran dari Timur Tengah dan Africa Utara ke negara-negara Eropa, seperti Jerman, Perancis, dan Inggris.  Gelombang pengungsi ini seolah-olah akan berkontribusi dalam pertumbuhan Islam yang pesat di Eropa.

Perilaku negative sebagian kecil pengungsi atau migran, seperti tidak taat peraturan, tidak menjaga kebersihan, tidak menghormati wanita dan lain-lain seolah-olah mewakili budaya Islam. Perilaku negative inilah yang dikhawatirkan akan merusak budaya Barat.

Akibatnya, muncullah gerakan-gerakan anti Islam seperti di Denmark (Koran pelecehan Nabi Muhammad tahun 2005), dimunculkan di Italia; Belanda (Film Fitna, 2012); USA (Innocent of Moslem, 2015); dan beberapa Negara lain.Sikap anti-Islam ini dijawab dengan serangan terror seperti di Charlie Hebdo di awal 2015, Paris Attack, dan lainnya. Akibatnya kelompok anti-Islam seakan memperoleh dukungan untuk memusuhi Islam. Hal ini tercermin dari  larangan jilbab di sekolah di Inggris (27 Januari 2016) karena dianggap menghalangi berinteraksi.

Bagaimana sikap kita sebagai umat Islam yang tinggal cukup lama di Eropa sehubungan dengan tindakan terror? Pertama, perlu dijelaskan bahwa kasus terorisme sejak 2005 di London, Stockholm, Gedung Uni Eropa, Charlie Hebdo, dan Paris, yang tertuduh adakah orang Islam, namun tidak serta merta menyalahkan seluruh umat Islam dan ajaran Islam. ISIS atau Al-Qaidah bukan murni gerakan agama, tapi berlatar politik.

Yang kedua, sebagian orang dari negara Islam, dalam perilaku sehari-hari sering melanggar aturan (missal: melanggar lampu merah, tidak menjaga kebersihan). Di Eropa kriminalitas rendah, sedangkan kita datang dari negara-negara berkembang yang tingkat kriminilitasnya cukup tinggi. Ini kegagalan kita sebagai umat Islam dalam berperilaku sehari-hari. Perilaku kita pribadi dipandang orang mencerminkan perilaku setiap warga negara/agamanya. Perilaku-perilaku umat Islam terkadang jauh dari identitas Islam yang sangat menjunjung tinggi kebersihan dan taat aturan. (e)

———————————-

Ridlo Hamdi, Ketua PCIM Jerman Raya

Tags: Dunia IslamEropafeaturedInternasionalIslamophobiamuhammadiyahPCIM Jermanpemikiran islamwawasan
Suara Muhammadiyah

Suara Muhammadiyah

Related Posts

Deni Asy’ari Tekankan Relevansinya Mengonsolidasikan Gerakan Ekonomi Berjamaah
Berita

Deni Asy’ari Tekankan Relevansinya Mengonsolidasikan Gerakan Ekonomi Berjamaah

28 September, 2024
10 Tahun Diplomasi Indonesia, Retno Marsudi Paparkan Tantangan Dunia Internasional
Berita

10 Tahun Diplomasi Indonesia, Retno Marsudi Paparkan Tantangan Dunia Internasional

22 Agustus, 2024
Prof Dr Abdul Mu'ti
Berita

Muhammadiyah Kritik DPR Langgar Keputusan MK

22 Agustus, 2024
Next Post
Dakwah dan Remaja

Dakwah dan Remaja

Please login to join discussion
  • Kotak Pos
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Pedoman Media

© SM 2021

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora

© SM 2021

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In