BOYOLALI – Pengajian dan perkaderan adalah cara terbaik untuk menjaga warga persyarikatan dari ancaman bahaya ideologi sesat kelompok-kelompok radikal tertentu, khususnya kelompok yang mengaku dirinya bagian dari Islam. Hal ini disampaikan Jindar Wahyudi Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Boyolali terpilih dalam sambutanya pada Penutupan Musyawarah Daerah (Musyda) PDM Boyolali pertengahan Januarai lalu.
Selama ini, lanjut Wahyudi, tidak sedikit dari kader dan warga Muhammadiyah yang terjerumus ke dalam kelompok-kelompok radikal tersebut. Bahkan sering kali Muhammadiyah kecolongan oleh ulah para kadernya, yang justru kader-kader persyarikatan itu berideologi lain yang jauh dari ideologi Muhammadiyah. Awalnya barangkali pimpinan persyarikatan kurang mengontrol dan cenderung membebaskan kader-kadernya untuk berkegiatan tertentu. Setelah berjalan lama, baru diketahui bahwa kegiatan itu berkaitan erat dengan kelompok-kelompok tertentu yang justru menyimpang jauh dari gerakan Muhammadiyah.
“Melihat fenomena tersebut, kedepan PDM Boyolali akan melakukan pengawasan terhadap setiap aktivitas perkaderan dan pengajian sebagai upaya untuk meminimalisir berkembangya kelompok-kelompok radikal tersebut”, kata Wahyudi.
Senafas dengan itu, Musman Tholib Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengan pada sambutanya dalam forum itu mengatakan, sangat disayangkan banyaknya generasi muda Islam yang begitu mudahnya kepincut dan mengikuti kelompok-kelompok radikal dan sesat yang mengatasnamakan Islam. Seperti ISIS, kelompok terorisme, dan Gafatar. “Oleh karena itu, generasi muda Muhammadiyah harus tetap istiqamah pada ajaran Islam yang benar, yaitu ajaran Islam yang rahmatan lil ‘alamiin, bukan ajaran yang merusak dan penuh kekerasan”, terang Musman.
Musyawarah Daerah yang diselenggarakan selama dua hari di komplek SMK Muhammadiyah 4 Boyolali tersebut, memutuskan Drs HM. Jindar Wahyudi M Ag sebagai Ketua dan Bambang Sukoco M Hum sebagai Sekretaris PDM Boyolali Periode 2015-2020, serta terpilih sebagai unsur Pimpinan Daerah Muhammadiyah yaitu; Yusuf Mustofa, Syarafudin, Aminudin Aziz, Zubaidi, Fahrurrozi, Sudarno, Muslih, Ali Muhson, Jamhari Harhab, Slamet Arifin, dan Kumaidi. (MJ Wahyudi-Ed. Gan)