JERMAN — Sabtu (6/2/2016), Pegida (Patriotic Europeans Against the Islamization of the West) akan demo anti –Islam di 14 Negara di Eropa. Menanggapi rencana ini Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Jerman Raya bahas Islamophobia di Eropa, dalam Kajian Perdana Pengajian Online Uni-Eropa (PENNA).
Bekerjasama dengan Radio PPI Dunia dan Radio Muhammadiyah, Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Jerman Raya menyelenggarakan Pengajian Online Uni-Eropa (PENNA) pada hari Ahad, 31 Januari 2016 pukul 13.00-14.30 CET (19.00-20.30 WIB). Di episode perdana dari acara rutin bulanan ini, Ridho Al-Hamdi, Ketua PCIM Jerman Raya, akan membahas tentang “Islamophobia di Eropa dan peran penting Islam”. Pengajian yang dipandu Jamaal Habibie ini, disiarkan melalui: www.radioppidunia.org atau http://radiomu.web.id/.
Ridlo Al-Hamdi adalah kandidat Doktor Ilmu Politik TU Dortmunt University, sedangkan Jamaal adalah kandidat Dokter (Medizinartz) dari Justus-Liebig University Giessen.Tema ini diangkat karena dilatarbelakangi oleh makin meningkatnya Islamophobia di Eropa akhir-akhir ini terutama akibat dari serangan terror di Paris (13 November 2015) dan serangan dan perampokan terhadap para wanita Jerman di Cologne saat perayaan tahun baru. Membanjirnya pengungsi yang berasal dari negara-negara timur tengan (Islam) ke negara eropa barat dituduh menjadi penyebab terjadinya serangan tersebut.
Kajian ini menjadi penting untuk menyikapi rencana demo anti-Islam besar-besaran yang disponsori Pegida (Patriotic Europeans Against the Islamization of the West)di 14 negara Eropa (termasuk Rep. Ceko , Jerman, Findlandia, Estonia, Polandia, Slovakia, Swiss, dll.) pada 6 Februari 2016 nanti.
Alhamdulillah, siaran perdana ini memperoleh atensi yang dari Jerman, Perancis, Indonesia dan seluruh dunia. Para pendengar dari Jerman, Perancis dan Indonesia aktif bertanya melalui WhatsApps dan chat-box Radio PPI.
Dari sesi tanya-jawab ini, dapat disimpulkan bahwa untuk mengatasi Islamphobia, ada beberapa cara yang bisa kita lakukan: (1) Buktikan bahwa Islam itu baik dengan perilaku kita. Dengan demikian, banyaknya gelombang pengungsi tidak dianggap sebagai ancaman; (2) penguasaan terhadap media dan merangkul media-media mainstream; (3) mendidik dan mengajak orang-orang terdekat untuk memperbaiki diri dan perbaiki pendidikan generasi muda (penanganan teroris yang berlebihan akan memicu anak balas dalam); dan (4) berpolitiklah secara baik, artinya politik adalah alat, bukan tujuan akhir.
Disinilah PCI Muhammadiyah berperan dalam mengenalkan Islam yang damai di Benua Biru. PCIM merangkul berbagai organisasi baik dari Indonesia maupun dari Negara lain. PCIM juga mendorong anggota-anggotanya untuk senantiasa berbuat baik, mentaati aturan, dan melakukan perbuatan-perbuatan yang baik lainnya. Intinya, membuktikan bahwa Islam adalah agama yang damai adalah dengan melalui perbuatan yang baik.
Selain itu, pendidikan agama dan perilaku yang baik sangat penting diajarkan kepada anak-anak dan generasi muda. (AYK).Bagi yang belum sempat mengikuti kajian tersebut, silakan untuk menyimak rekaman Penna perdana ini dengan membuka link ini. (Sumber:Radio PPI Dunia / Ed. El)