YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah- Indonesia merupakan rumah bersama, di dalamnya ada ormas Islam Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama. Hingga kini, kedua ormas ini masih memiliki berbagai tantangan dalam mewujudkan Islam yang rahmatan lil alamin. Tantangan dakwah yang harus dilewati adalah yang terkait dengan persoalan keumatan dan kebangsaan, terutama dalam hal memperbaiki moral bangsa. Demikian dikatakan oleh Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr Syafiq A. Mughni dalam acara seminar nasional, bertema “Sinergi NU dan Muhammadiyah Membangun Peradaban Rahmatan Lil Alamin”, pada Sabtu (6/2).
Tokoh Muhammadiyah kelahiran Lamongan itu menyatakan bahwa tantangan yang dihadapi oleh NU dan Muhammadiyah berhubungan dengan degradasi nilai. Baik yang dinamai moral individu maupun moral publik. Korupsi dan ketidakadilan merupakan contoh dari kasus degradasi moral bangsa yang harus segera dibenahi oleh kedua ormas ini. Untuk mengatasi tantangan itu, maka kebersamaan dan persatuan antara NU dan Muhammadiyah mutlak dibutuhkan. “Saya merasa optimis, kedepan NU dan Muhammadiyah semakin berperan di Indonesia,” katanya.
Menurutnya, NU dan Muhammadiyah ke depan harus selalu mendakwahkan Islam yang otentik. Jika itu dilakukan maka persatuan itu akan segera terwujud. “Almarhum Nurcholish Majid pernah meramalkan bahwa pada tahun 2025 merupakan tahun keemasan umat Islam di Indonesia. Saat itu NU dan Muhammadiyah akan bersinergi dalam arti yang sebenarnya,” kata intelektul lulusan UCLA Amerika Serikat ini.
Ditambahkannya, saat ini tanda-tanda ke arah persatuan itu semakin terlihat. Mulai dari ranah fikih, metode dakwah, hingga pengapresiasian tasawuf, antara NU dan Muhammadiyah tidak lagi memiliki perbedaan yang fundamental. Termasuk dalam hal politik, hendaknya selalu dilandasi oleh dasar ukhuwah persatuan. “Sinergi harus berangkat dari hati. Perbedaan yang ada merupakan sumber kenikmatan. Perbedaan harus dikelola dan di manage, sehingga menjadi sebuah potensi kekuatan,” pungkasnya.
Seminar yang dilangsungkan di aula Prof. KH. Kahar Mudzakkir UII itu menghadirkan KH Mustofa Bisri atau Gus Mus dan Prof Dr Syafiq A. Mughni sebagai narasumber. Hadir dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Agama Islam UII itu antara lain rektor Universitas Islam Indonesia Dr Ir Harsoyo MSc, Dekan Fakultas Ilmu Agama Islam UII Tamyiz MA PhD, tamu undangan serta para mahasiswa dari berbagai kampus di Yogyakarta. (Ridha)