LAMONGAN — Setelah sukses membangun mushalla al-Azhar di atas lahan 15 x 26 M bulan lalu, Pimpinan Ranting Muhammadiyah Babat Selatan kini fokus pada pengembangan dakwah ekonomi. Pengembangan dakwah islamiyah itu akan dimulai dengan melakukan sinergi-sinergi ekonomi.
Berdasarkan penjelasan Maji Sya’roni Ketua panitia yang sekaligus didaulat sebagai ketua ta’mir musholla tersebut, untuk memulai dakwah ekonomi, Muhammadiyah setempat harus pandai-pandai membaca peluang. Menurutnya, kampung Sawo, Babat dan sekitarnya banyak industri wingko. “Untuk itu, Muhammadiyah harus menjalin hubungan dengan lembaga-lembaga pendidikan kejuruan agar segera melakukan kunjungan industri pada home indtrustri yang ada di kampung ini”, kata Maji.
Hubungan tersebut, lanjut Maji, adalah bagian dari mempersiapkan generasi penerus persyarikatan, khususnya generasi dakwah yang kuat ekonominya. Karena siapa lagi yang mau memajukan desa Babat ini kalau bukan kita sendiri. “Harapanya, dari kunjungan itu, pengurus Muhammadiyah Babat dan SMK Muhammadiyah sekitar bisa belajar banyak hal dan mampu diterapkan untuk memajukan ekonomi persyarikatan dan wilayah Babat”, ujarnya.
Rencananya sebelum peserta kunjungan melakukan kunjunganya ke pabrik wingko, rombongan itu akan dibrifing terlebih dahulu oleh PRM Babat. Pembekalan itu akan dilakukan di lantai 2 musholla Al-Azhar yang sengaja disetting menjadi ruang pertemuan. Kapasitasnya bisa menampung 300 kursi. Setelah itu rombongan baru digiring ke pabrik-pabrik wingko yang ditunjuk.
Selain itu, dalam rangka mengembangkan dakwah ekonomi PRM Babat, di sekitar mushalla al-Azhar ada dua ruang yang rencananya akan dijadikan kantor Baitul Mal wat Tamwil (BMT). “Kami sudah ada bayangan untuk kegiatan BMT kedepan. Misalnya penjualan tiket kereta api atau pesawat udara on-line, yang sekarang banyak diserbu peminat”, tutur Maji. (Ahmad Fanani Mosah/gsh)