BIRMINGHAM, UK – Secara historis, Islam sudah memiliki beberapa konsep terkait pengelolaan lingkungan. Hal ini diungkapkan oleh Dr Syahrul dan Andy Octavian Latief dalam forum Dialog bertajuk “Islam and Sustainable Development: Perspectives from Indonesian Muslim Society” pada 5 Februari 2016. “Islam sudah memiliki konsepnya, namun pelaksanaan dalam kebijakan tidak sepenuhnya mencerminkan hal itu,” papar Syahrul.
Sebagai contohnya, negara-negara Timur Tengah yang sering diidentikkan dengan Islam justru tidak banyak mempraktikkan sustainability dalam pengelolaan air. “Hal serupa, ironisnya, juga banyak terjadi di daerah yang dipimpin oleh partai Islam,” lanjut Syahrul. Syahrul pun menambahkan bahwa kebijakan dan regulasi yang relevan mesti dikembangkan.
Padahal, menurut Andy Octavian Latief, Nabi Muhammad dan ulama-ulama masa lampau sudah memberikan pedoman tentang sustainable development. “Nabi Muhammad sudah mengantisipasi, misalnya, soal krisis energi dan listrik dengan menyuruh kita mematikan api ketika ingin tidur,” papar Andy yang banyak melakukan riset soal Fisika Teoretis ini.
Selain itu, ia pun mengingatkan bahwa konsep usul fiqh juga menyuruh kita untuk tidak melakukan hal yang membahayakan bagi alam. “Laa Dharaar wa Laa Dhiraar. –tidak berbahaya dan tidak membahayakan. Ini prinsip sederhana kita untuk berinteraksi dengan lingkungan,” pungkas Andy. (Umar-ed Thari)