PADANG — Merespon keluhan masyarakat pasca banjir yang melanda sembilan daerah khususnya daerah terdampak Kabupaten 50 Kota dan Kabupaten Solok Selatan, Muhammadiyah Disaster Managemen Center (MDMC) menghimpun donasi kemanusiaan dari dermawan, individu dan instansi di Posko Induk Gedung Dakwah Muhammadiyah Sumbar.
Menurut Ketua PWM Sumbar Dr. Drs. Shofwan Karim Elha, MA, Muhammadiyah Sumbar terus berupaya untuk menanggulangi permasalahan masyarakat pasca banjir menjadi prioritas utama yang perlu dilaksanakan.
“Kita terus melakukan koordinasi dengan berbagai pihak untuk tanggap darurat bencana. Alhamdulillah donasi telah terkumpul sebesar Rp9.100.000,” kata Ketua PWM Sumbar Dr. Shofwan Karim didampingi Ketua TRC-MDMC Hendri Novigator dan Kepala Posko Deri Rizal di Posko Induk Gedung Dakwah Muhammadiyah Sumbar, Rabu, (10/2/2016).
Selanjutnya, pihak MDMC, imbuh Shofwan, telah menurunkan tim verifikasi ke 50 kota dan Solsel guna melihat kondisi lapangan sekaligus menyalurkan bantuan kemanusiaan. “Hari ini tim reaksi cepat MDMC telah bergerak ke lokasi menyalurkan bantuan ke-50 kota dan Kamis besok, tim akan bergerak ke Solsel,” katanya.
Adapun Bantuan yang disalurkan ke Kabupaten Solsel antaralain beras 25 karung, mie instan 20 dus, kain sarung 1 kodi dan roti 10 kardus.
Pada hari Kamis, (11/2/2016), jika tak ada halangan TRC-MDMC bergerak ke Solsel menyalurkan bantuan berupa beras 25 karung, mie instan 200 dus, kain sarung 1 kodi, roti 10 kardus dan baju koko 100 buah.
Muhammadiyah Sumbar telah membentuk lima posko tanggap darurat bencana alam banjir dan tanah longsor yang dipusatkan di Gedung Dakwah Muhammadiyah Jalan Sawahan nomor 62 Padang, posko satelit di PWA Sumbar, posko darurat di Solsel dan 50 kota, mengantisipasi kondisi cuaca yang akhir-akhir ini tidak bersahabat.
“Ada dapur umum di posko tanggap darurat yang selalu siaga di Pangkalan 50 kota,” kata Ketua TRC-MDMC, Hendri Novigator.
Hasil assesment di posko darurat Pangkalan Koto Baru 50 kota menyatakan air masih belum surut sehingga mobil truk belum bisa melalui jalur Sumbar-Riau itu. “Dapur umum sudah didirikan, di lokasi korban masih membutuhkan makanan siap saji karena beras mereka tertimbun banjir,” ucapnya.
Shofwan mengatakan selain tim relawan tersebut, Angkatan Muda Muhammadiyah dan Hizbul Wathan siap membantu apabila diperlukan.
“Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, Muhammadiyah membentuk posko darurat itu,” katanya.
Bencana banjir dan longsor tersebut menewaskan enam, lima orang dilaporkan meninggal dunia akibat tertimbun longsor dan 1 orang meninggal akibat banjir tersebut. Empat kabupaten telah menetapkan masa tanggap darurat selamat 14 hari. Kabupaten yang menetapkan masa tanggap darurat tersebut adalah Solok Selatan, Limapuluh Kota, Sijunjung, dan Pasaman. (Rahmat)