Oleh : Isngadi Marwah Atmadja
Jamaah jum’at rahimakumullah.
Mengawali khutbah Jum’at ini, saya pribadi mengajak diri saya pribadi dan jamaah sekalian, untuk selalu bersyukur kepada Allah atas segala dan karunia-Nya yang selalu tercuratikita. Hanya dengan nikmat dan karunia-Nya itulah kita sampai saat ini berekesempatan menikmati terangnya siang dan gelapmya malam serta berkesempatan melaksanakan ibadah shalat Jum’at di tempat yang diberkati ini.
Semoga Allah Yang Maha Segala-galanya terus melimpahkan rahmat dan kasih sayang-Nya kepada kita, karena hanya Dialah yang Mahakaya namun Mahapemurah, Maha Kuasa namun Mahapengasih. Shalawat dan salam marilah selalu kita panjatkan kepada Nabiyullah Muhammad SAW yang telah memberikan bimbingan yang terbaik bagi kita dalam menjalani kehidupan ini. Mudah-mudahan kita dapat menyontoh pola perilaku beliau selama hidup kita di dunia ini.
Jamaah jum’at yang dikasihi Allah SwT
Sekarang ini kita berada di bulan Pebruari, bulan kasih sayang kata anak-anak muda zaman sekarang. Bulan yang pada pertengahnnya ada hari yang disebut secara sembrono sebagai hari kasih sayang atau Vlentine Day. Bagi kebanyakan orang yang sudah berusia tua mungkin kurang akrab dengan istilah Valentine day atau hari kasih sayang.
Namun, istilah itu sangat akrab di kalangan anak muda. Anak-anak muda yang masih duduk di sekolah menegah pertama sampai mahasiswa semester akhir pasti akrab dengan istilah itu. Pada tanggal menjelang 14 Pebruari banyak anak-anak muda kita yang sibuk membeli coklat untuk dikasihkan kepada teman yang dikasihinya. Para tanggal-tanggal itu banyak anak-anak gadis kita yang masih belia sibuk mendadani dirinya pakaian dan aksesoris yang didominasi warna merah muda. Warna romantis kata mereka.
Pada hari-hari itu banyak anak-anak belia kita yang terlihat berlebihan dalam menunjukkan rasa cinta dan rasa kasih sayangnya kepada teman-teman yang mereka anggap istimewa. Hari-hari itu dianggap sebagai hari yang tepat untuk berkasih-kasihan. Oleh kaerena itu pada hari-hari itu banyak terjadi kecelakaan pergaulan, banyak anak muda yang “kebalablasan” dalam menunjukkan cinta kasihnya sehingga terjerumus dalam jurang perzinahan.
Sesungguhnya apakah hari kasih sayang atau valentine day itu sendiri? Yang jelas, valentine day adalah budaya impor dari dunia barat. Budaya itu tidak mempunyai akar dalam budaya Indonesia. Asal mula budaya ini sendiri juga sangat simpang siur. Ada yang mengatakan bersumber dari tradisi suatu agama tertentu namun ada pula yang mengatakan budaya ini tidak ada kaitannya dengan agama apapun. Mengenai asal muasal budaya Valentine Day itu ada banyak versi yang beredar. Dua di antaranya adalah
Budaya ini bermula pada abad ke-3 M, saat raja Romawi yang bernama Claudius menghukum pancung seorang pendeta bernama Santo Valentine pada tanggal 14 Februari 269 M. Santo Valentine dihukum pancung karena menikahkan seorang prajurit muda peserta wajib militer kerajaan yang ingin menikah. Saat itu, tindakan Santo Valentine dianggap sebagai melawan peraturan kerajaan. Saat itu Claudius sedang getol menghimpun anak muda untuk mau jadi tentara kerajaan guna menakhlukan kerajaan yang lain. Namun hanya sedikit anak muda yang mau jadi prajurit, Caludius berpikir kalau anak muda dilarang menikah maka dia akan suka rela menjadi prajurit kerajaan karena hatinya tidak lagi terpaut dalam keluarga.
Bagi pihak gereja tertentu, tindakan Santo Valentine tersebut dianggap benar karena telah melindungi orang yang menjalin cinta, sehingga dia dinobatkan sebagai pahlawan kasih sayang. Sehingga, tercatatlah dalam sejarah bahwa setiap tanggal 14 Februari diperingati sebagai hari kasih sayang.
Versi yang lain pada masa itu ada anak muda biasa yang bernama Valentine yang ditangkap petugas kerajaan karena menolak menjadi prajurit. Saat itu semua laki-laki warga kerajaan Roma diwajibkan menjadi Prajurit Kerajaan dalam waktu tertentu. (semacam Wamil). Dia tidak mau jadui prajurit karena merasa hatinya hanya dipenuhi dengan cinta kasih, dia tidak bisa menjadi prajurit yang bertugas membunuh orang lain. Oleh karena itu dia dipenjara dan terus disiksa selama berbulan-bulan supaya tumbuh rasa benci dan hasrat membunuhnya.
Namun upaya itu tidak berhasil, akhirnya dia akan dihukum mati pada suatu pagi di tanggal 14 Pebruari. Pada malam menjelang hukuman mati itu dia menulis surat panjang yang dititipkan kepada petugas penjara. Ada yang mengatakan surat itu ditujkan kepada kekasihnya ada pula yang mengatakan suarat itu ditujukan kepada ibunya. Yang jelas surat itu ditujukan kepada perempuan yang lumpuh dan buta namun sangat dia kasihi. Inti surat itu adalah permintaan maaf karena tidak bisa lagi mengurus dirinya. Dia tidak aka bisa lagi bercerita tentang indahnya pagi ketika matahri menyingsing dan bunga-bunga bermekaran, tentang indahnya senja ketika burung-butrung pulang ke sarang, tentang indahnya malam ketika bintang berenang di antara mega dan lain sebagainya. Konon siapapun yang membaca atau mendengar orang membaca surat itu pasti akan menitikkan air mata dan terguncang semua saraf cinta kasihnya.
Lepas dari asal mulanya, inti dari tradisi Valentine adalah mengistimewakan satu hari tertentu (14 Pebruari) untuk menunjukkan kasih saying kepada orang yang dikasihi. Bisa kepada suami/istri kita, kepada teman atau kepada anak/orangtua.
Jamaah jum’at yang disayangi Allah SwT
Bagaimanakah dengan agama Islam? Apakah Islam juga mengenal hari kasih sayang? Jawabannya adalah YA. Namun, agama Islam tidak pernah mengkhususkan hari dan tanggal tertentu untuk menunjukan rasa kasih sayang kita kapada sesama. Islam malah mewajibkan umatnya untuk merayakan hari cinta kasih itu setiap hari dan setiap saat. Bukankah di dalam Islam ada tuntuntan untuk memulai segala sesuatu dengan mengucap kalimat basmallah, bismillahirahmirrahim yang berarti dengan menyebut nama Allah yang Mahapengasih lagi Mahapenyayang.
Tentu saja cara merayakan Kasih sayangmenurut agama Islam itu berbeda dengan cara kaum jahiliyah dalam merayakan cinta kasihnya. Cara menunjukan kasih sayang kita kepada orang tua adalah dengan menghormati dan memperlakukan mereka dengan baik sebagaimana tuntunan Allah dalam surat Al-Luqman. Cara menunjukan kasih sayang kita kepada yang lebih muda adalah dengan membimbing mereka supaya selalu teguh di jalan Allah. Dan sebagainya.
Yang jelas cara menunjukan kasih sayang di dalam Islam adalah tidak dengan cara berkasih-kasihan antar sesama anak muda. Karena cara berkasih-kasihan dan berpacar-pacaran seperti yang dilakukan kebanyakan anak muda sekarang ini adalah perbuatan yang nyerempet bahaya. Yaitu bahaya Zina. Dalam hal ini dengan snagat jelas Allah sudah berfirman
Dalam Suarat Al-Isra’ (17) ayat 32
Artinya: Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.
Cara merayakan hari kasih sayang dengan cara anak-anak muda zaman yang sekarang ini harus kita tinggalkan.
Jamaah jum’at yang dikasihi Allah SwT
Virus Valentine day yang berkembang secara sesat ini harus kita waspadai karena awal bulan januari 2016 yang lalu ada sebuah harian yang memberitakan kalau di pada malam pergantian tahun 2015 ke 2016 omzet penjualan kondom di apotek maupun di supermaket melonjak 100%. Kejadian itu terjadi di beberapa kota besar dan kecil di Indonesia.
Para pembeli kondom di malam tahun baru itu hampir semuanya berusia belia. Remaja yang duduk di bangku sekolah menengah maupun mahasiswa yang masih mencari ilmu di bangku-bangku kuliah. Para belia pembeli alat pencegah kehamilan di malam tahun baru itu kemungkinan besar adalah remaja yang belum mempunyai status sebagai suami maupun sebagai isteri. Jadi, sangat kecil kemungkinannya alat kontrasepsi itu dipakai secara halal. Apakah para remaja yang membeli alat pencegah kehamilan itu karena disuruh orangtuanya? Sepertinya juga tidak mungkin. Kemungkinan besar alat itu akan mereka pakai sendiri.
Kalau kita cermat membaca pemberitaan media, baik media cetak maupun media eloktronik, kejadian peningkatan omzet penjualan alat kontrasepsi ini akan selalu berulang dan berulang lagi. Setiap tahun penjualan kondom akan mengalami lonjakan dua kali yaitu. Di malam tahun baru dan pada tanggal 14 Pebruari, yang biasa disebut oleh anak-anak muda sebagai valentine day.
Khutbah II
Jamaah jum’at yang diberkahi Allah SwT
Setiap zaman mempunyai tantangan masing-masing. Salah satu tantangan dan ujian kita saat ini adalah gelombang budaya sesat produk kaum kapitalis yang serakah. Gelombang budaya yang hanya menuruti nafsu kemanusiaan yang mengejar kesenangan sesaat. Salah satunya contoh dari gelombang budaya yang sesat adalah perayaan hari Valentine yang sekarang banyak dirayakan oleh anak-anak belia kita.
Kita tentu tidak cukup kalau hanya mengutuk dan mencaci anak-anak belia yang sebenarnya adalah korban dari hantaman gelombang budaya sesat dan jahiliyah itu. Daripada sibuk mengutuk dan memberikan dalil-dalil agama yang mungkin tidak mereka mengerti, tampaknya kita lebih baik selalu memberi mereka nasehat dengan cara yang ma’ruf, memberi pengertian secara perlahan namun ajeg, serta memberi contoh yang nyata dalam menunjukan rasa cinta dan kasih sayang kita kepada sesama manusia.
Dan yang tidak kalah penting adalah senantisa waspada dan senantiasa memperkuat dasar iman di hati kita dan keluaraga kita..
Akhirnya, marilah kita akhiri pertemuan yang mulia ini dengan berdoa, semoga Allah SwT berkenan memberikan kepada kita nalar yang jernih dan hati yang terbimbing sehingga kita bisa lulus dari semua ujian yang diberikan kepada kita. Dan semoga kita termasuk orang yang senantiasa bergegas dalam melaksanakan kebaikan. Amin.