Keluarga Perlu Waspadai Perayaan Valentine

Keluarga Perlu Waspadai Perayaan Valentine

Perayaan hari kasih sayang yang jatuh pada pertengahan bulan Februari setiap tahunnya hingga kini masih massif dilakukan oleh para kaum remaja ataupun dewasa. Tidak jarang perayaan ini berujung kepada pergaulan yang ‘kebablasan’ di antara mereka. Peringatan ini sendiri bukanlah budaya bangsa sendiri, melainkan budaya import yang melaju deras melalui proses globalisasi yang kian tak berjarak. Tidak berbeda dengan mencuatnya isu LGBT yang kian keras gaungnya saat ini, juga disebabkan oleh serbuan budaya import melalui arus globalisasi. Keluarga menjadi pemegang peran yang paling besar dalam memberikan pengarahan dan pemahaman terhadap remaja dan anak-anak agar tidak mudah terpengaruh dengan tradisi tersebut. Melainkan, merujuk kepada tradisi Islam, yaitu mengisi waktu dengan hal—hal positif seperti yang sudah dituntunkan di dalam agama.

“Valentine ataupun isu LGBT itu merupakan bukti dari serbuan budaya yang masuk berkat proses globalisasi yang sulit kita bendung, di antaranya karena secara mudah mampu menyelinap melalui internet dan media sosial yang semakin menjamur,” ungkap Dadang Kahmad, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah pun mengiyakan bahwa teknologi menjadi salah satu gerbang masuknya pengaruh tersebut.

Dadang sendiri mengakui bahwa upaya atau sikap yang keras dalam menghalangi perayaan tersebut tidak akan semudah itu membuat mereka serta merta tiak melakukannya. Namun, salah satu hal yang bisa dilakukan adalah memperkuat pertahanan keluarga. Keluarga memegang andil dalam memberi pamahaman, bahwa Valentine sendiri bukanlah tradisi Islam melainkan tradisi agama lain yang seharusnya tidak dipraktikkan. “Keluarga harus berperan dalam menyadarkan anak-anak mereka,” ujar Dadang.

Dadang memungkaskan bahwa salah satunya adalah berpegang kepada tuntunan Islam, bahwa keluarga berperan dalam menjauhkan mereka dan keturunan mereka dari pebuatan yang tidak dituntunkan dalam agama dan dimurkai Allah. Dalam Alquran (66:6) telah diserukan “Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”.

“Pertahanan keluarga muslim sendiri menjadi krusial seperti telah disebutkan dalam Al-Qur’an Ya ayyuhalladzina amanu qu anfusakum wa ahlikum naro. Saya kira dengan perintah itu sudah jelas mengenai peran keluarga ini,” pungkasnya. (Thari)

 

 

Exit mobile version