JAKARTA — Muhammadiyah akan terus mendorong kekuatan Islam lebih tampil dalam setiap bidang, tak terkecuali politik. Sebab, perjuangan politik merupakan hal yang penting dan strategis.
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan bahwa Muhammadiyah dalam sejarahnya tak bisa dilepaskan dengan kiprahnya dalam politik. Namun, menurut dia, kini, Muhammadiyah berpandangan membangun umat dalam bidang pendidikan, sosial, ekonomi, kesehatan adalah hal yang juga sangat utama dilakukan.
“Politik yang berwajah islami,” ujar Haedar yang mengharapkan kondisi politik lebih baik di Indonesia saat menerima kunjungan Ketua Umum Partai Idaman Rhoma Irama, di Jakarta, Rabu (10/2).
Haedar menerangkan bahwa Muhammadiyah memang tidak secara praktis masuk ke bidang politik. Namun, bukan berarti Muhammadiyah tak berkepentingan dengan politik. Muhammadiyah sangat menginginkan, tokoh Islam bisa berjuang di bidang politik untuk membangun umat Islam agar lebih kuat.
Ia pun mengungkapkan, ada tugas besar yang harus diselesaikan umat Islam dalam politik. “Umat Islam harus menguatkan ukhuwah dan mengurangi hizbiyah,” lanjut Haedar.
Menyinggung hal lain seperti kajian-kajian yang ada, Haedar juga menyampaikan bahwa umat Islam harus bisa merangkul kaum abangan yang jumlahnya diperkirakan mencapai 65 persen di Indonesia ini. Sebab, menurutnya jika kekuatan kaum santri dan abangan disatukan, maka umat Islam akan semakin maju dalam kancah politik.
Di samping itu, tokoh Islam yang ada di parpol dan ormas pun, harus memiliki tradisi negosiasi dan agregasi politik yang mumpuni. “Ini problem,” kata dia yang menyoal kemampuan lobi politik tokoh Islam. (Ridlo Abdillah-ed Thari)