YOGYAKARTA — Forum Rektor Indonesia (FRI) mempunyai tugas strategis dalam memberikan masukan dan pemikiran kepada pemerintah, tidak saja dibidang pendidikan namun juga permasalahan kebangsaan dan kenegaraan. Sehingga FRI perlu melakukan sebuah kajian yang nantinya akan diserahkan ke pemerintah baik presiden ataupun lembaga-lembaga negara.
Hal tersebut dikemukakan Prof. Suyatno saat dihubungi suaramuhammadiyah.com sesaat setelah terpilih menjadi ketua FRI dalam Konferensi Nasional FRI 2016 yang diadakan di UNY, (29/1) lalu. Dalam satu forum pertimbangan musyawarah mufakat, secara aklamasi terpilih Prof Suyatno menjadi Ketua Forum Rektor Indonesia (FRI) untuk periode tahun 2017. Saat ini Prof Suyatno masih duduk di dewan pertimbangan Forum Rektor Indonesia.
Lebih lanjut, Suyatno menjelaskan bahwa ketua dan dewan pertimbangan FRI akan menginventarisir segala problem dan permasalahan kebangsaan, lalu akan dibahas dan kemudian akan dibentuk yang namanya pokja-pokja (kelompok kerja). Kelompok kerja akan dipilih dengan orang-orang yang ahli karena semua kebanyakan rektor yang ahli dalam bidangnya.
“FRI ini sebuah amanah yang dilaksanakan dengan sebaik-baiknya agar punya manfaat dan dampak untuk kemaslahatan kehidupan kebangsaan dan umat,” jelas Prof Suyatno yang juga menjabat Rektor Universitas Muhammadiyah Prof Hamka (Uhamka).
Dengan terpilihnya Rektor UHAMKA, ini merupakan kontribusi Muhamamdiyah untuk bangsa dan negara. Prof. Suyatno berharap, bahwa Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) harus secara maksimal memberikan kontribusi dalam pekerjaan FRI. “Karena kontribusi dari PTM merupakan kontribusi nyata, sumbangan Perguruan Tinggi Muhammadiyah pada FRI untuk kepentingan bangsa dan negara,” papar Suyatno. (Nisa)