SURAKARTA–Himpunan Mahasiswa Kebidanan STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta beberapa aksi kemanusiaan di area car free day pada Ahad (14/2). Sejumlah aksi yang dilakukan adalah Pemeriksaan cek gula darah, kolesterol dan asam urat, Konsultasi kesehatan dan konsultasi kesehatan gizi terkait tentang kelebihan gula dan bagi yang sakit asam urat. Selain itu para mahasiswa HIMABID juga menggelar penyuluhan kesehatan kepada pengunjung untuk “Waspada terhadap Demam Berdarah”. Rangkaian acara ini menjadi pelengkap Gebyar Muhammadiyah dalam menyambut Musda Muhammadiyah Solo.
“Minggu kita melakukan donor darah bagi pengunjung dan penikmat jalan di car free day. Selain itu ada pemeriksaan berupa glukosa, asam urat dan kolesterol saja dan mengadakan konsultasi kesehatan dan gizi secara gratis,” terang Humas STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta Teguh Wahyudi.
Koordinator HIMABID STIKES PKU Surakarta, Naela menerangkan bahwa HIMABID sebagai mahasiswa Ilmu Kesehatan mempunyai tanggung jawab moral kepada masayarakat maupun pemerintah untuk mengingatkan kepada masyarakat tentang bahaya penyakit Demam Berdarah. Bahkan dengan semakin tingginya curah hujan di kota solo dan sekitarnya maka akan semakin banyak air tergenang yang diakibatkan saluran air yang tidak lancar bahkan kesadaran membuang sampah pada tempatnya masih sangat kurang sehingga dapat sebagai pemicu untuk menjadi sarang nyamuk aedes aegypti. “Demam Berdarah Dengue atau DBD biasa menyerang saat musim penghujan. Demam ini bisa menjadi penyakit yang mematikan jika tidak segera ditangani. Khususnya, anak-anak seringkali menjadi sasaran dari gigitan nyamuk yang menyebabkan penyakit ini,” paparnya.
Aksi di area CFD ini selain untuk memeriahkan Gebyar Muhammadiyah PDM kota Surakarta juga untuk mengingatkan kepada masyarakat agar terus waspada. Salah satunya melalui penyuluhan juga penyebaran leaflet/brosur pencegahan Demam berdarah kepada pengunjung CFD. “Untuk menghindari potensi terjangkitnya dengan wabah ini, orangtua sebaiknya melakukan pencegahan. Karena itu kami melakukan peyuluhan,” pungkas Naela. (Teguh wahyudi-ed Thari)