BANDUNG — Pelajar Jawa Barat mendeklarasikan gerakan penolakan terhadap hari Valentine di Masjid Raya Mujahidin, Bandung, Sabtu, (13/2). Para pelajar tersebut terdiri dari aktivis Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PW IPM) Jawa Barat, Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Nahdhatul Ulama (PW IPNU) Jawa Barat, Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Persis (PP IPP), Forum Mahasiswa Islam (FORMASALAM) Jawa Barat, dan puluhan siswa–siswi yang berasal dari beberapa sekolah di Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Cianjur, Tasikmalaya.
Gerakan penolakan hari Valentine juga ini dilakukan saat acara Obrolan Seputar Syariat Islam (Obsesi) yang diselenggarakan oleh PW IPM Jawa Barat. Gerakan ini menyeru agar masyarakat senantiasa melakukan aktivitas positif. Ini dalam rangka menghindari perayaan hari Valentine yang berpengaruh negatif terkhusus bagi kaum muda.
“Acara ini memang kami gagas dalam rangka mengantisipasi hal – hal negatif yang diprediksi akan terjadi saat hari Valentine,” kata Ketua Umum PW IPM Jawa Barat Hafiz Syafaatrahman kepada Suara Muhammadiyah, Senin (15/2). Ia menuturkan, gerakan ini adalah gerakan preventif agar budaya Valentine ini tidak mereduksi nilai – nilai keislaman. Karena, kata Hafiz, sejatinya valentine talah banyak membuat generasi muda dan pelajar tertinggal dari nilai moral.
Sementara itu, Ketua Umum PP IPP menyatakan, Valentine Day berdampak merusak prilaku para pelajar. Terutama, menurut dia, akan merusak akidah dan akhlak. “Maka solusi terbaik untuk menghindari hal itu adalah dengan tidak merayakannya dalam bentuk apapun,” ujar dia menyarankan.
Dalam gerakan penolakan valentine ini, Wakil Ketua IPNU Ziyad Ahmad mengajak agar kaum muda menolak dengan tegas hal – hal yang sama sekali bukan bagian dari budaya Islam, dan kultur Indonesia, tak terkecuali Valentine. “Atau perayaan lainnya dan tidak memberikan pengaruh positif,” katanya.
Lebih lanjut, Feisal Kertapermana dari Forum Mahasiswa Islam Jawa Barat menuturkan, ditinjau syariat Islam, Valentine merupakan bukan bagian dari ajaran Islam. “Sudah saatnya bagi kaum muslimin untuk merapatkan barisan tanpa memandang perbedaan satu sama lain,” ujar dia. (Ridlo Abdillah)