Assalamu’alaikum wr wb.
Ibu Emmy yth., saya (36 tahun) ibu dari 2 orang putri, yang pertama kelas 8 SMP dan si bungsu kelas 4 SD. Saya bekerja di sebuah instansi yang kantornya agak jauh dari tempat tinggal. Jam 6 pagi saya sudah berangkat dan sampai rumah paling awal jam 17.30. Bila sedang kerja, anak-anak diasuh oleh pembantu di bawah pengawasan orangtua saya. Waktu saya bersama anak, sebisa mungkin saya lakukan di malam hari dan di hari Sabtu dan Minggu.
Belakangan ini saya perhatikan si sulung, suka mengeluarkan isi hatinya lewat jejaring sosial. Tadinya, saya biarkan dan hanya saya pantau. Tapi, kini saya agak khawatir sejak saya mengikuti berita tentang seorang murid yang dikeluarkan dari sekolahnya karena terbukti mencemarkan nama baik salah seorang guru melalui akun facebooknya. Atau seorang karyawan yang dipenjarakan karena curhat tentang pelayanan sebuah Rumah Sakit swasta. Apa yang bisa saya lakukan agar anak tetap bisa berekspresi lewat tulisan di media sosial, tapi juga bisa terhindar dari yang saya khawatirkan? Usia berapa anak sudah boleh memiliki akun media sosial? Atas jawabannya. Jazakumullah.
Wassalamu’alaikum wr wb.
Ibu Tanti, di Semarang
Wa’alaikumsalam wr wb.
Ibu Tanti yth., memang sudah jamak orang menggunakan jejaring sosial sebagai tempat untuk meluapkan detail kehidupannya, tidak hanya anak-anak tapi juga dilakukan oleh orang dewasa. Sebagai tempat untuk berekspresi selama itu positif dan tidak menghina atau merugikan orang lain, itu sih ok saja. Maka bila si sulung yang kini sudah menginjak usia remaja, senang berekspresi di media sosial sebaiknya jangan dilarang atau dikekang kebebasannya dalam berekspresi karena tidak semua anak mampu melakukannya. Ibu sudah benar yaitu membolehkan tapi juga mengawasi anak saat menggunakan media sosial.
Tidak ada batasan usia yang jelas kapan seorang anak memiliki akun media sosial. Yang menjadi masalah adalah pemanfaatan media tersebut bagi anak secara pribadi. Bila demikian, lebih baik anak sudah memasuki usia remaja sekitar 12 tahun. Itupun harus dalam pengawasan orangtua.
Yang harus dipahami setiap orangtua ketika anaknya ingin membuat akun di media sosial, hendaknya orangtualah yang menjadi orang pertama yang mengenalkan apa itu media sosial kepada anak. Oleh karena itu penting bagi para orangtua untuk mengikuti perkembangan teknologi, supaya mengerti apa yang baik dan tidak dalam dunia maya. Bekal inilah yang kemudian dibagikan kepada anak.
Tidak ada salahnya orangtua juga membuat akun di media sosial, dan bertemanlah dengan anak Ibu di media sosial tersebut. Orangtua juga wajib tahu password akunnya, sehingga bisa mengontrol siapa saja yang berteman di dunia virtual dengan anak kita. Semakin ia besar tentunya kita tidak bisa berada di sampingnya setiap waktu. Dengan berteman dengan anak di jejaring sosial, tanpa Ibu sadari, tetap bisa mengawasinya.
Yang juga penting diperhatikan, jangan pernah melarang anak berhubungan dengan dunia maya, itu justru akan membuat anak penasaran dan mencari tahu pada orang atau tempat yang tidak tepat. Apalagi media sosial mudah diakses di HP. Takutnya, ketika anak datang pada orang yang tidak tepat, mereka salah memahami dan memanfaatkan media sosial itu.
Cara lain yang bisa dilakukan agar anak tidak kebablasan ketika berselancar di dunia maya adalah orang tua dan guru ikut mengajarkan pada anak bagaimana berinternet dengan aman: 1. Beritahu anak, walau kontak fisik di dunia maya tidak terjadi, namun perlu menjaga sikap terutama yang akan disampaikan. Sebab di dunia maya tidak ada privacy. 2. Bila hendak curhat lebih pribadi, tuntun anak untuk membuat blog pribadi. Selain ruangnya lebih pribadi, blog memiliki manfaat lebih positif yang bisa memancing kreativitas anak. 3. Sebaiknya anak memiliki akun facebook paling tidak usia remaja. Di usia tersebut biasanya anak sudah bisa diberitahu soal pakem dan etika berinternet yang baik. 4. Karena ponsel di tangan anak umumnya lebih bersifat untuk gaya-gayaan, maka sebaiknya orangtua memberikan HP pada anak dengan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan anak.
Semoga Ibu diberi kesabaran dalam menemani putri tercinta menjadi anak shalihah. Amiin.•