BERLIN — Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Berlin menerima kunjungan PCIM Jerman Raya pada Hari Senin, 15 Februari 2016 pukul 11.00-12.00 CET atau pukul 17.00-18.00 WIB di ruang kerja Dubes Dr. Ing. Fauzi Bowo. Utusan PCIM Jerman Raya yang hadir adalah Ridho Al-Hamdi selaku ketua ditemani beberapa pengurus lainnya seperti Ahmad Muktaf Haifani, Zainal Sjamsi, Adi Nur Cahyo, Chatila Maharani dan Chusnul Septina Ari.
Foke, sapaan akrab Fauzi Bowo, sangat senang menerima kunjungan PCIM Jerman Raya, karena menurutnya, sebagai organisasi sosial modern yang kuat di bidang intelektual harus mampu berperan tidak hanya di Indonesia tetapi juga di tingkat internasional.
Lebih lanjut Foke menegaskan, bahwa Indonesia adalah a great nation dan like west country di dunia, hanya saja orang Indonesia terkadang tidak sadar kalau kita ini bangsa yang kuat dengan penduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia. “Hubungan bilateral Indonesia dan Jerman saat ini sangat baik. Kita harus terus memperkut hubungan ini melalui interfaith dialogue,” papar Foke.
Melalui forum ini juga, Foke juga meminta PCIM Jerman Raya menjadi mitra kerja dalam bidang interfaith dialogue. Selanjutnya, Ridho Al-Hamdi dalam sambutannya mengatakan bahwa PCIM Jerman Raya siap menjadi partner strategis KBRI Berlin untuk memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Jerman. “Kami merasa terhormat jika KBRI Berlin menjadikan PCIM Jerman Raya sebagai mitra strategis di bidang dialog antar agama tersebut,” respon Ridho.
Selain itu, Ahmad Muktaf Haifani, koordinator PCIM Chapter Berlin menambahkan bahwa PCIM Jerman Raya akan bergerak untuk memetakan potensi kadernya serta mulai memberikan peran kepada mereka di semua bidang sesuai ķeahlian mereka.
Karena itulah, ada beberapa harapan Foke terhadap PCIM Jerman Raya. Pertama, PCIM harus menyiapkan SDM unggul untuk kegiatan dialog intelektual dengan berbagai komunitas di Jerman. Kedua, bersama KBRI Berlin menyebarkan kebudayaan Indonesia yang penuh toleransi terhadap sesama manusia. Ketiga, menjembatani kebutuhan spiritual warga Indonesia di Jerman melalui kegiatan keagamaan. Keempat, harus responsif dalam menyikapi perubahan geopolitik dan ekonomi dunia.
Selain itu, dalam obrolan yang didampingi oleh petinggi KBRI lainnya seperti Ibu Lefiyana, Fatah Hardiwinangun dan Muhammad Anis, dibicarakan juga seputar hal lain seperti bisnis dan ekonomi serta peran Indonesia yang masih kalah dengan Thailand dan Vietnam. Produk-produk dari kedua negara ini punya jalur ekonomi masuk ke Jerman, sedangkan produk Indonesia sangat sedikit sekali. Itu saja sudah untung. “Mari kita bersama-sama memperkuat hubungan bilateral Indonesia-Jerman,” tambah Foke. (Ridho-ed. Nisa)