Majelis Dikti Kawal Penyusunan Filsafat Pendidikan Muhammadiyah

Majelis Dikti Kawal Penyusunan Filsafat Pendidikan Muhammadiyah

Satu abad lebih Muhammadiyah berkiprah dalam memajukan bangsa melalui jalur pendidikan. Melalui pendidikan ecara konsisten Muhammadiyah telah mencoba untuk menjawab problem kehidupan berbasis ajaran dan nilai-nilai keislaman. Praktik pendidikan Muhammadiyah sendiri bahkan sudah dimulai sebelum Muhammadiyah lahir. Tentunya, telah ada gagasan-gagasan mengenai pendidikan Muhammadiyah yang secara kontinyu mampu digunakan untuk memandu praktik pendidikan Muhammaidyah. Sesuai dengan keputusan Muktamar Muhammadiyah 46 tahun 2010 di Yogyakarta tentang Revitalisasi Pendidikan Muhammadiyah, sudah seharusnya Muhammadiyah menyusun secara terperinci mengenai Filsafat Pendidikan Muhammadiyah.

Hal ini pun direalisasikan dengan diselenggarakannya Forum Group Discussion (FGD) Penyusunan Filasafat Pendidikan Muhammadiyah (PFPM) oleh Majelis Dikti Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Gedung B Universitas Ahmad Dahlan, Sabtu (20/2). Forum yang dihadiri oleh perwakilan Rektor dan Program Pascasarjana PTM serta 6 mahasiswa program doktoral ini dibuka oleh Prof. Dr. Abdul Munir Mulkhan.

“Tim penyusun Filsafat Pendidikan Muhammadiyah ini telah disusun sejak lama namun belum kunjung selesai, karena memang ini adalah tugas yang tidak mudah. Dengan adanya acara ini semoga dapat dituntaskan dalam periode ini,” ungkap Prof Munir.

Menurut Guru Besar yang telah lama melakukan penelitian mengenai pendidikan Islam ini, buku-buku dengan pembahasan mengenai pendidikan Islam dan Filsafat Pendidikan Islam selama ini belum konsisten dalam menggunakan konsep pendidikan Islam itu sendiri. Prof Munir pun memaparkan bahwa sebelum menyusun secara terperinci tentang Filsafat Pendidikan Muhammadiyah, perlu ada pemetaan dan identifikasi yang dimulai dari apa itu filsafat Islam. Yaitu seputar gagasan-gagasan mengenai manusia, sejarah, dan Ilmu Pengetahuan. Setelah pemetaan itu, barulah dimulai  menjelaskan berbagai persoalan pendidikan Islam.

“Di beberapa buku yang membahas mengenai topik tersebut, memakai filsafat Islam untuk menjawab problematika pendidikan Islam. Namun, ketika diteliti lagi tidak ada unsur filsafat Islamnya, melainkan beberapa pernyataan dari para ahli filsafat barat,”

Hal ini menjadi salah satu penyebab mengapa pendidikan Islam tidak bisa melampaui pendidikan yang selama ini kita sebut dengan pendidikan sekuler. Karena kenyataannya pendidikan Muhammadiyah dari tingkat SD hingga Pascasarjana, hanya mengikuti filsafat pendidikan yang disusun oleh para ahli filsafat pendidikan barat.

“Konsep pendidikan Islam selama ini hanya mengikuti konsep para ahli filsafat pendidikan barat saja. Maka dari itu, menurut saya kita perlu menyusun filsafat pendidikan Muhammadiyah yang merupakan sub-sistem Filsafat Pendidikan Islam,”

PFPM ini melibatkan beberapa pihak di antaranya adalah mahasiswa yang akan meneliti dan menulis mengenai pendidikan Islam atau pendidikan Muhammadiyah, serta Program Pascasarjana PTM. Melalui partisipasi ini, PFPM akan mengawal penyusunan agenda penelitian disertasi 6 mahasiswa program doktor yang meneliti tentang topik yang sama, serta meminta kontribusi pascasarjana PTM dalam realisasi program PFPM ini. (Thari)

Exit mobile version