Kasus kejahatan ‘pembegalan’ yang telah lama marak di berbagai kota di Indonesia pun kian berlarut dan belum medapatkan penyelesaian secara tuntas. Kali ini kabar duka terdengar dari Keluarga PW Nasiatul Asyiyah Sulsel yang baru saja ditinggalkan oleh Wakil Ketua PW NA Sulawesi Selatan, Musyarrafah. Almarhumah yang biasa dipanggil Ifa ini menghembuskan nafas terakhir di RS Grestelina, Makassar, pada pukul 22.00 wita setelah menjadi korban penjambretan di sekitar RS Grestelina jalan Tun Abdur Razak, Kab. Gowa, Minggu malam kemarin (21/2).
Menurut pengakuan salah satu temannya, Yusnaeni, kepala almarhumah terbentur aspal karena kehilangan keseimbangan ketika berupaya mempertahankan diri saat penjambret menarik tas miliknya. Penjambretan ini pun diketahui terjadi sekitar pukul 18.16 wita. Ifa segera dibawa ke RS Grestelina oleh teman yang memboncengnya serta warga untuk ditangani. Namun, nyawanya sudah tak tertolong karena pendarahan yang terjadi akibat benturan di kepalanya.
Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel yang datang bertakziah mengharapkan Pemerintah Kota Makassar ataupun Pemkab Gowa tidak lalai dalam menuntaskan aksi kriminal serupa. Mereka pun diharapkan mampu bersinergi dengan aparat keamanan, mengamankan jalur tersebut yang dianggap rawan dan sering dijadikan tempat pengoperasian tindak kriminal. “Kita tidak ingin bertambah korban lagi,” ungkap Dr. KH. Mustari Bosra yang dilansir dari khittah.co.
Aktivis DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kasri Riswadi dalam kabarpergerakan.com pun mengutarakan hal senada terkait dengan pihak keamanan yang dianggapnya lalai dan tak serius dalam menangani fenomena begal yang belum menemui kata tuntas.
“Bagi kami aparat kepolisian terlebih pemerintah daerah harus segera membuat langkah konkrit dan riil atas fenomena ini. Pemerintah jangan mengaku maju kalau keamanan bagi masyarakat seakan semakin menjauh,” katanya. (Thari)