Oleh ; Muhammad Badiuzzaman
Jamaah jum’at rahimakumullah.
Kewajiban yang tidak pernah boleh kita lupakan adalah bersyukur kepada Allah atas segala dan karunia-Nya yang selalu tercurah dan kita nikmati setiap waktu. Dengan terus bersyukur maka kita berhak untuk berharap Allah SwT akan terus melimpahkan rahmat dan kasih sayang-Nya kepada kita. Hanya Dialah yang Maha kaya sekaligus Maha pemurah, Maha kuasa sekaligus Maha pengasih.
Shalawat dan salam marilah selalu kita panjatkan kepada Nabi Muhammad saw yang telah memberikan bimbingan yang terbaik bagi kita dalam menjalani kehidupan ini. Mudah-mudahan kita dapat menyontoh pola perilaku beliau selama hidup kita di dunia ini.
Jamaah jum’at yang dikasihi Allah SwT.
Ada baiknya kita memperhatikan wajah kita saat bercermin. Cobalah tersenyum dan coba pula cemberut bermuka masam. Apa yang terjadi dengan wajah kita di cermin itu? Lebih sedap dipandang mata saat tersenyum atau saat cemberut? Jawabannya sudah pasti. Yaitu wajah kita lebih enak dilihat saat kita menyunggingkan senyum.
Banyak hadits yang menganjurkan umat Islam untuk senantiasa menebar senyum dalam kehidupan sehari-hari. Di antara hadits itu adalah yang diriwayatkan al-Tirmidzi,
Senyummu di depan saudaramu adalah sedekah.
Sedangkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh al-Dailamy, Rasulullah saw bersabda, ”Sesungguhnya pintu-pintu kebaikan itu banyak: tasbih, tahmid, takbir, tahlil (dzikir), amar ma’ruf nahi munkar, menyingkirkan penghalang (duri, batu) dari jalan, menolong orang, sampai senyum kepada saudara pun adalah sedekah.”
Jamaah jum’at rahimakumullah.
Ketika merasa tertekan dan sedih, cobalah untuk tersenyum. Perasaan kita akan lebih baik serta pikiran lebih jernih dan positif. Pada saat tersenyum, tubuh kita memberi sinyal-sinyal positif kehidupan. Dengan tersenyum, kita telah meningkatkan imunitas tubuh secara psikologis, karena senyum membuat perasaan dan pikiran lebih rileks. Dengan senyum orang yang ada di sekitar kita akan merasa nyaman. Yang sedih akan terhibur, dan ruangan yang ada juga kan diliputi suasana ceria penuh semangat.
Sebaliknya, walau tidak ada masalah, kalau kita cemberut, dunia akan terasa menjadi sempit. Orang yang di sekitar kita juga tidak akan merasa nyaman. Semua kegembiraan di hati dan di ruangan kita perlahan akan sirna. Kecerahan pikiran dan keriangan suasana akan tertutup mendung kegalauan. Komunikasi akan macet dan rizki juga pasti akan tersendat.
Beberapa ahli menyatakan, untuk tersenyum kita hanya membutuhkan 17 otot untuk melakukannya, sementara kalau cemberut kita memerlukan kerja 43 otot. Ahli yang lain menyebutkan bahwa untuk tersenyum kita memerlukan kerja 26 otot, sedangkan untuk cemberut kita memerlukan kerja 62 otot.
Jamaah jum’at yang dikasihi Allah.
Masalah bermuka masam ini juga diabadikan oleh Allah SwT dalam Surat ke-80 yakni`Abasa yang berarti bermuka masam. Bagian awalnya sebagai berikut:
Artinya: “Dia (Muhammad) berwajah masam dan berpaling, karena seorang buta telah datang kepadanya (Abdullah bin Ummi Maktum). Dan tahukah engkau (Muhammad) barangkali dia ingin menyucikan dirinya (dari dosa), atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran, yang memberi manfaat kepadanya? Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup (pembesar-pembesar Quraisy), maka engkau (Muhammad) memberi perhatian kepadanya. Padahal tidak ada (cela) atasmu kalau dia tidak menyucikan diri (beriman). Dan ada pun orang yang datang kepadamu dengan bersegera (untuk mendapatkan pengajaran), sedang dia takut (kepada Allah), engkau (Muhammad) malah mengabaikannya. Sekali-kali jangan (begitu)! Sungguh (ajaran-ajaran Allah) itu suatu peringatan,” (Qs. ‘Abasa [80]: 1-11)
Konon, surat ini merupakan teguran kepada Nabi Muhammad karena bermuka masam ketika beliau didatangi seorang buta.
Jamaah jum’at yang dikasihi Allah SwT.
Kita pasti bisa memaklumi perilaku Nabi itu. Namun tidak dengan Allah SwT. Alasan yang menurut ukuran manusia dianggap rasional itu, ternyata tidak diterima oleh Allah SwT. Allah bahkan menegur Rasulullah saw dengan redaksi yang cukup keras.
Oleh karena itu marilah kita mencoba untuk tersenyum karena dari satu senyum itulah suasana dunia yang indah akan tercipta.
Khutbah Kedua
Jamaah jum’at yang diberkahi Allah SwT.
Senyum dan cemberut adalah perbuatan yang mungkin tidak pernah kita perhatikan. Namun, akan sangat baik akibatnya kalau mulai sekarang kita selalu mencoba mengontrol roman wajah kita.
Akhirnya, marilah kita akhiri pertemuan yang mulia ini dengan berdoa, semoga Allah SwT berkenan memberikan kepada kita nalar yang jernih dan hati yang terbimbing sehingga kita bisa lulus dari semua ujian yang diberikan kepada kita. Amin.•