JAKARTA — Dibandingkan dengan Asia Tenggara, Timur Tengah, bahkan Eropa, Indonesia telah melakukan sesuatu yang benar dalam menanggulangi ektremisme. Hal ini disampaikan Moazam Malik Duta Besar (Dubes) Kerajaan Inggris untuk Indonesia pada diskusi “Countering Violent Extremism: Sharing Best Practices and Establishing Sustainable Working Partnerships” di Jakarta beberapa hari lalu.
Pada diskusi yang digagas Muhammadiyah hasil kerjasama dengan Centre for Dialogue and Cooperation among Civilisations (CDCC) tersebut Maozam juga mengatakan, kekerasan yang mengatasnamakan agama harus diperangi. Banyak anak-anak muda Inggris yang ikut perang ke Siria begitu juga dengan anak-anak muda Indonesia. Namun di bandingkan dengan populasi penduduk, skala presentasi anak-anak muda Inggris yang ikut perang ke Siria lebih besar dibanding anak-anak muda Indonesia. ”Saya kira Muslim di Inggris perlu belajar banyak dari Muslim moderat di Indonesia”, ucapnya.
Maozam menambahkan, penaganan baik Indonesia terhadap paham ekstrimisme ini tentu tidak bisa lepas dari peran organisasi kemasyarakatan (Ormas) Islam yang mampu mengedepankan semboyan nasional, Bhineka Tunggal Ika, dan inklusivitas, sikap terbuka dan menerima perbedaan. “Sekali lagi, mengenai penanggulangan terorisme ini, kita harus belajar dari Indonesia,” pungkasnya. (gsh)