Yogyakarta–Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) lakukan penganugerahan gelar Kehormatan DR Honoris Causa (HC) di bidang Global Peace and Islam (Perdamaian dan Islam) kepada Tun Dr. Mahathir Mohamad pada Kamis (17/3) di Gedung Sportorium UMY. Penganugerahan ini merupakan salah satu agenda dalam rentetan acara Milad UMY ke 35 yang mengusung tema “Shining Beyond Borders”.
Rektor UMY Prof Dr Bambang Cipto MA, sekaligus promotor promovendus mengatakan bahwa pemberian gelar kehormatan ini juga merupakan wujud apresiasi dan dukungan penuh dari UMY sebagai perguruan tinggi Muhammadiyah yang menjunjung nilai-nilai keislaman terhadap perdamaian serta kiprah Tun Mahathir yang selama ini aktif dalam menyuarakan perdamaian dunia. Menimbang, beberapa hal yang telah dilakukan oleh Tun Dr Mahathir Mohammad secara konsisten dan teguh dalam menyuarakan serta mewujudkan perdamaian melalui pemikiran-pemikirannya. Termasuk apa yang telah dilakukannya dengan mempromosikan istilah “Kriminalisasi Perang” di forum-forum perdamaian Global, dianggap sejalan dengan semangat yang digaungkan oleh UMY.
“Kami menilai apa yang dilakukan oleh Tun Mahathir selama ini sejalan dengan apa yang diupayakan oleh UMY. Kami mengharapkan pemikiran serta kampanyenya dalam hal perdamaian akan terus mengalir untuk mengatasi berbagai problem kemanusiaan. Khususnya, yang disebabkan oleh perang di berbagai negara-negara dengan mayoritas penduduk Islam,” paparnya.
Di usia senjanya, mantan Perdana Menteri Malaysia yang menjabat dari tahun 1981-2003 ini pun masih memimpin 2 yayasan yang aktif mempromosikan perdamaian dunia, yaitu sebagai Ketua Yayasan Kuala Lumpur untuk Kriminalisasi Perang (KLFCW) dan Presiden di Global Perdana Peace School (PGPF). Kerjasama yang telah dilakukan oleh UMY dan Tun Mahathir adalah melalui pengadaan Mahathir Global Peace School (MGPS) yang ada di bawah yayasan PGPF.
Tun Mahatir dalam konferensi pers pun mengatakan bahwa pemberian gelar kehormatan ini memiliki arti tersendiri baginya. Karena dalam upaya promosi perdamaian yang dilakukannya, Muhammadiyah di Indonesia merupakan Ormas Islam yang mendukung penuh terhadap isu ini.
“Ini sangat berarti bagi saya, karena di Indonesia, Muhammadiyah adalah gerakan yang menyambut baik untuk menjadikan perang sebagai jinayat atau kejahatan dan sudah seharusnya dihapuskan. Pemberian anugeran ini juga menandakan bahwa upaya ini dihargai dan diakui oleh gerakan Muhammadiyah,” ungkapnya.
Ia pun merasa terhormat untuk menerima penganugerahan gelar HC pertama yang dilakukan oleh UMY yang sekaligus menjadi gelar HC Global Peace pertama dari 45 gelar kehormatan yang telah diterimanya. (Th)