Yogyakarta–Sabtu, (19/3) Pimpinan Pusat (PP) Aisyiyah lantik jajaran Pimpinan Wilayah Aisyiyah DIY periode 2015-2020 yang diketuai oleh Hj Zulaikha beserta jajaran Majelis dan Lembaganya dengan total jumlah anggota kepengurusan baru sebanyak 212 pengurus. Dalam pelantikan yang dilakukan di Convention Hall Asri Medical Center (AMC) ini, Dra. Hj Shoimah Kastolani yang mewakili PP Aisyiyah, dalam sambutannya mengatakan bahwa sebagai organisasi perempuan yang berkemajuan, hendaknya mampu menjawab tantangan zaman serta problematika yang semakin kompleks. Salah satunya, adalah adanya kecenderungan radikal dalam gerakan sosial politik dan keagamaan yang kerap menimbulkan konflik dan kekerasan. “Sebagai ormas yang bermisi ‘amar makruf nahi munkar’, Aisyiyah harus mampu menunjukkan Islam sebagai agama yg berkemajuan, membawa pencerahan, perdamaian, dan yang membuktikan bahwa Islam adalah agama yang santun dan nir kekerasan,” ucapnya.
Ia pun menambahkan bahwa mengawali abad ke 2, Aisyiyah harus melakukan 2 strategi utama. Pertama, Aisyiyah harus melakukan dan memperkuat gerakan keilmuan. Gerakan keilmuan ini diwujudkan melalui proses transformasi dan perubahan dalam gerakan membaca dan menulis atau disebut dengan ‘Knowledge Management’.
Shoimah pun menerangkan bahwa kekurangan yang harus diakui dalam organisasi sendiri adalah terkait dengan kelemahan data. Tulisan-tulisan pengetahuan tentang apa yang telah dilakukan dan berhasil di terapkan oleh ‘Aisyiyah di daerah-daerah masih minim. Sehingga, sulit ditransformasikan ke daerah, cabang, atau wilayah lainnya untuk kemudian bisa diterapkan. Hal ini disebabkan oleh masih lemahnya penulisan serta pendokumentasian kegiatan yang telah dilakukan di berbagai tempat. “Selama ini, ibu-ibu telah banyak melakukan apa yang seharusnya dilakukan di daerah-daerah. Namun, sayangnya masih jarang menuliskan apa yang telah dilakukan,” imbuhnya. Maka dari itu, Shoimah pun menggarisbawahi bahwa perlu dilakukan pelatihan dan pendampingan dengan sistem ATAP yaitu Amal, Tantangan, Aksi, Perubahan.Diharapkan, ke depannya segala sesuatu yang dilakukan Aisyiyah akan mampu memberikan nilai lebih yaitu menginspirasi dan memotivasi cabang, daerah, dan wilayah lain dalam lingkup yang lebih luas.
Kedua, Aisyiyah di abad ke 2 ini diharapkan mampu memperkuat program-program khususnya yang berkaitan dengan pencegahan kekerasan terhadap anak serta penguatan keluarga. Shoimah pun mengingatkan bahwa generasi calon pemimpin bangsa yang kini sedang berada di usia anak-anak dan remaja banyak terbentur dengan masalah yang merusak mereka. Di antaranya adalah narkoba, ataupun hal-hal yang bertentangan dengan norma agama dan sosial. Jumlah pernikahan dini dan Kelahiran tak Diinginkan (KTD) banyak ditemukan di kota-kota besar, salah satu darinya di DIY. Oleh karena itulah, ia pun mekankan bahwa Aisyiyah sudah seharusnya kembali menguatkan peran keluarga. Menjadikan keluarga sebagai tempat yang nyaman dan aman bagi generasi penerus bangsa untuk tumbuh dan dididik menjadi dzurriyatan thoyyibah menuju khoirul ummah.
Hal lain yang disampaikannya adalah, diharapkan program-program penguatan keluarga juga mampu meningkatkan kesejahteraan perempuan yaitu melalui pemberdayaan ekonomi. “Maka, kita harus kembali merumuskan pengajian-pengajian yang berbasis Ekonomi. Karena melalui pengajian, ada potensi yang besar dalam melakukan penguatan-penguatan Ekonomi,” imbuhnya. Tidak kalah pentingny, keberadaan Amal Usaha milik Aisyiyah dan kegiatan sosial harus dirawat dan dikembangkan secara dinamis agar lebih banyak lagi manfaat yang mampu dirasakan oleh masyarakat.
“Keberadaan amal usaha harus dikembangkan, tidak hanya dirawat saja. Salah satunya, keberadaan panti asuhan harus menjadi pusat pelayanan Masyarakat. Termasuk, dikembangkan agar mampu mengasuh anak di luar panti serta secara berkelanjutan mampu terus memberikan santunan kepada keluarga yang membutuhkan. Sehingga, dapat terwujud adanya rumah miskin,” lanjutnya.
Shoimah memungkaskan di akhir sambutannya, bahwa Aisyiyah sedang menggagas sebuah program besar. Selain dengan keberadaan panti asuhan, ‘Aisyiyah ingin mendirikan panti bayi untuk mereka yang diterlantarkan khususnya karena kehamilan yang tidak diinginkan. “Gagasan ini tentunya masih menghadapi tantangan besar, salah satunya terkait dengan izin pemerintah yang tidak mudah didapat. Namun, insya Allah dengan ikhtiar yang dilakukan terus menerus, suatu hari keinginan ini mampu terwujud,” pungkasnya. (Th)