Yogyakarta-Kesenjangan ekonomi semakin menjadikan mereka yang lemah tidak berdaya. Sebaliknya, bagi kalangan pemodal, mereka selalu menindas dengan kekuatan korporasi kapitalis. Hal inilah yang melatarbelakangi munculnya gerakan Ayo Belanja di Warung Tetangga Lembaga Hukum dan Kebijakan Publik (LHKP) Muhammadiyah Yogyakarta (PWM DIY) baru-baru ini.
Gerakan ini dilakukan untuk menggalang kekuatan dan berkampanye dalam komunitas-komunitas yang bergerak dari akar rumput. Melalui media sosial, gerakan ini terus berkampanye secara massif menyadarkan masyarakat dan mengajak untuk kembali ke warung tradisional.
Dengan pesan moral yang santun, masyarakat disadarkan bahwa dengan berbelanja di warung tetangga akan jauh lebih murah, lebih manusiawi, lebih efektiff dan efisien, menumbuhkan ekonomi, memberdayakan masyarakat, dan ada nilai silaturahmi antar tetangga.
Selama ini orang lebih banyak memilih belanja di swalayan karena semua barang terpampang. Tapi di sana hampir tak ada interaksi kemanusiaan dan unsur silaturahmi. Sebab itu penting belanja di warung tetangga.
Sebagaimana ditulis oleh akun media sosial PCPM Wirobrajan, Membeli di warung tetangga akan menumbuhkan ekonomi keluarga itu. Kita jadi berperan bagi tegaknya ekonomi dan ketahanan sebuah keluarga. (Ribas)