Pesan KH Ahmad Dahlan Jangan Hanya Jadi Slogan Saja

Pesan KH Ahmad Dahlan Jangan Hanya Jadi Slogan Saja

          Klaten–Pesan KH. Ahmad Dahlan Sang Pencerah pendiri Muhammadiyah jangan hanya menjadi slogan saja, melainkan harus ditindaklanjuti. Meski demikian, masih ada warga Muhammadiyah yang abai terhadap pesan tersebut. Kita tahu, bahwa Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) telah membumi pertiwi. Di setiap tempat, ada lembaga pendidikan, panti asuhan, panti jompo, rumah sakit, PKU Muhammadiyah, dan lain-lain. Hal ini membuktikan, bahwa Muhammadiyah telah membumi di nusantara. Namun demikian, masih ada warga Muhammadiyah yang tidak memiliki ghirah terhadap pesan tersebut. Hal ini dibuktikan dengan masih banyak warga Muhammadiyah yang merasa bangga menyekolahkan putra-putri di sekolah negeri favorit. Padahal di sekolah Muhammadiyah tak sedikit yang berkualitas.

Demikian antara lain dikatakan Camat Trucuk, Klaten Bambang Haryoko saat memberi sambutan pada acara kajian tarjih dan tajdid yang diselenggarakan oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Klaten yang bertempat di gedung serba guna Sumber, Trucuk, Klaten, Jum’at pekan lalu (18/3).

“Mestinya mereka bangga menyekolahkan putra-putrinya di sekolah miliknya yang dikelola dengan baik agar setara dengan sekolah favorit negeri. Padahal sekolah milik Muhammadiyah banyak yang berkualitas yang tak jauh berbeda dengan sekolah negeri,” tambahnya. Dengan demikian pula, lanjut Bambang, mereka secara otomatis telah menghidupi Muhammadiyah, bukan malah meremehkan Muhammadiyah. Ini akan menjadi panutan. “Orang yang bukan Muhammadiyah akan mengatakan bahwa warga Muhammadiyah saja tidak menyekolahkan putra-putrinya di sekolah Muhammadiyah, untuk apa kita menyekolahkan di sekolah Muhammadiyah?” ujar Bambang.

Bambang pun mengatakan bahwa ia yang hanya simpatisan Muhammadiyah saja, bangga dapat menyekolahklan putra-putri saya di seekolah Muhammadiyah. “Saya tahu bahwa banyak sekolah-sekolah Muhammadiyah yang juga berkualitas. Bahkan persaingan dalam dunia pendidikan Muhammadiyahlah yang senantiasa dinamis,” imbuhnya.

Sementara itu dalam tausiahnya, Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PDM Klaten H. Zaini Haryono, S.Ag mengupas tentang dasar hukum sholat tasbih, melihat banyaknya umat Islam yang mengerjakan sholat tasbih. Banyak hadis yang menerangkan sholat tasbih yang disunahkan untuk dikerjakan setiap hari. “Jika tidak bisa seminggu sekali, jika tak bisa sebulan sekali, jika tak bisa sebulan sekali setahun sekali, dan jika tak bisa setahun sekali seumur hidup sekali saja,” ucap Zaini. Sholat tasbih dilaksanakan 4 rokaat, tiap rokaat membaca tasbih dengan bacaan : “Subhanallah wal hamdu lillah wala ilaha illallah wallahu akbar” 75 kali. Sehingga sholat tasbih 4 rekaat bacaan tasbihnya 300 kali.

Zaini pun menambahkan bahwa menurut Imam Ahmad dari jalan Abbas bin Abdul Muththalib hadist ini dhaif, menurut Bukhori mungkar, dan menurut Ibnu Hibban mu’dhal/dhoif. “Dengan demikian Muhammadiyah berpegang pada qaidah “ Al jarhu muqoddamu ‘alat ta’diil” yang artinya celaan itu didahulukan dari pada pujian, maka shalat Tasbih termasuk hadist lemah dan tidak dapat dijadikan dasar disyariatkannya shalat tasbih,” ujar Zaini. (Paimin JS-ed Th)

Exit mobile version