Rombongan PP Muhammadiyah Berkunjung ke 3 Negara

Rombongan PP Muhammadiyah Berkunjung ke 3 Negara

MESIR— Pimpinan Pusat Muhammadiyah lakukan kunjungan ke Turki, Mesir dan Tunisia.

Selain menghadiri Musyawarah Cabang (MUSCAB) yang diselenggarakan oleh ketiga PCIM tersebut, juga dimanfaatkan sebagai momen konsolidasi kader persyarikatan di masa mendatang. Rombongan PP Muhammadiyah dan Aisyiyah pun tiba di Bandara Internasional Kairo pada (21/3), pukul 9.00 waktu setempat.

Rombongan yang terdiri dari Prof. Dr. Haedar Nashir (Ketua Umum PP Muhammadiyah), Prof. Dr. Bambang Setiadji (Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta), Prof. Dr. Muhajir Effendi (Jajaran Ketua PP Muhammadiyah), Dra. Hj. Siti Noordjannah Djohantini, M.M., M.Si. (Ketua Umum PP Aisyiyah), Dra. Hj. Siti Aisyah, M.Ag. (Jajaran Ketua PP Aisyiyah) dan Muhammad Nafi (Bendahara UMS) disambut oleh pejabat KBRI Kairo, penasehat PCIM–PCIA dan perwakilan pengurus PCIM dan PCIA Mesir.

Prof. Dr. Haedar Nashir menyampaikan, PCIM-PCIA Mesir berperan penting sebagai lumbung kader ulama Muhammadiyah. Karena Muhamamdiyah adalah gerakan dakwah Islam, maka kebutuhan ulama yang berkualitas adalah sebuah keniscayaan. Inilah peran penting PCIM-PCIA Mesir yang kadernya adalah mahasiswa di pusat keilmuan Islam tertua di dunia.

Selain itu, persyarikatan telah mengelola lebih dari 100 pondok pesantren Muhammadiyah yang terus digarap dan dibenahi dengan serius. Diharapkan, pondok pesantren Muhammadiyah ke depannya memiliki kualitas yang sejajar dengan pendidikan ulama di timur tengah.

Sebagai salah satu usaha untuk mewujudkan hal tersebut, Prof. Dr. Haedar Nashir juga menyertakan Prof. Dr. Muhadjir Effendi yang merupakan pembina Lembaga Pengembangan Pondok Pesantren Muhammadiyah (LP3M).

Selain menghadiri rangkaian Musyawarah Cabang 6 (MUSCA 6) PCIM Mesir, rombongan PP Muhammadiyah juga akan mengunjungi Grand Syekh al-Azhar, Prof. Dr. Ahmad al-Thayyib yang beberapa waktu lalu berkunjung ke tanah air.

“Dulu, PP Muhammadiyah pernah memiliki MoU dengan al-Azhar, semoga MoU tersebut bisa dihidupkan kembali” papar Haedar. (Rifqi)

Exit mobile version