MALANG–Relasi Muhammadiyah dan Rusia yang selama ini telah terjalin dengan baik akan diteruskan oleh Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melalui kemitraan akademik. Rektor UMM, Fauzan, mengatakan kerjasama UMM dengan Rusia ini menambah daftar kerjasama luar negeri yang telah dijalin UMM dengan 104 negara lainnya.
Perbincangan seputar kerjasama dilakukan Rektor UMM bersama Kepala Bidang Ekonomi Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia, Veronika Novoseltseva PhD, serta Koordiantor Pendidikan, Sosial, dan Budaya (Pensosbud) Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Moscow, Rusia, Darmawan Suparno. Pertemuan lantas dilanjutkan dengan seminar bertajuk Indonesia-Rusia Bilateral Relations di Auditorium UMM, Rabu (23/3).
Veronika mengungkap, Muhammadiyah dan Rusia telah memiliki kerjasama yang sangat baik. Pada beberapa kesempatan, menurut Veronika, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin diundang untuk berceramah di hadapan Muslim Rusia. “Yang terbaru kami bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) untuk melatih kader-kadernya belajar perkeretaapian. Saat ini sudah ada 50 mahasiswa dari Kaltim yang khusus belajar kereta api di Rusia,” ujarnya.
Veronika juga mengaku terkesan dengan UMM. “UMM merupakan kampus yang bagus. Saya secara pribadi mengenal sosok Din Syamsuddin. Saat saya akan ke Malang dan ke UMM, saya bilang ke beliau dan ia sangat senang mendengarnya,” katanya dalam bahasa Indonesia yang fasih.
Sementara itu, Darmawan Suparno menilai bahwa antara Indonesia dan Rusia terdapat banyak persamaan. Menurutnya, banyak masyarakat Indonesia tidak mengetahui lebih dalam jika ada persamaan dan kemiripan budaya antara Indonesia dan Rusia. “Indonesia punya banyak budaya, Rusia pun demikian,” ujar Darmawan.
Yang tidak banyak orang tahu, menurutnya, adalah jumlah orang muslim di Rusia saat ini sudah sekitar 20-25 juta orang. Banyaknya jumlah penduduk beragama Islam di Rusia membuat negara tersebut saat ini menjadi observer di Organisasi Kerjasama Islam (OKI). “Jumlah ini malah mendekati atau sama dengan jumlah penduduk Saudi sendiri,” katanya.
Di bidang kerjasama pendidikan, melalui Beasiswa Darmasiswa, Rusia telah mengirim banyak mahasiswanya untuk belajar budaya dan bahasa Indonesia di berbagai kampus di Indonesia, termasuk di UMM. “Namun mahasiswa Indonesia yang belajar ke Rusia jumlahnya masih sangat sedikit, hanya sekitar 224 orang saja. Padahal Malaysia saja bisa sampai tiga ribu mahasiswa yang dikirim ke Rusia,” ungkap Darmawan.
Fauzan menambahkan, berbagai kerjasama yang dilakukan UMM ini ditujukan untuk mempercepat proses internasionalisasi di UMM. “Beberapa waktu lalu UMM sudah membuka Indonesian Corner di Thailand sebagai wujud konkrit kerjasama di tingkat ASEAN. Ke depan kita harap di Rusia bisa dilakukan hal serupa,” ucapnya di hadapan lebih dari 300 mahasiswa Hubungan Internasional (HI) UMM.
Dalam sambutannya, Fauzan mengatakan kedatangan perwakilan Rusia di UMM akan membuka wawasan dan kerjasama dengan Rusia. “Kita sudah mencanangkan di 2016 ini akan banyak kerjasama yang akan kita buat, saya harap Rusia menjadi salah satu yang akan bekerjasama dengan UMM,” ujarnya. (Humas UMM)