Padang– Keluarga Besar Muhammadiyah Sumatera Barat menerima kunjungan Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan di Suaso resto, Kota Padang (22/3).
Hadir dalam jamuan makan malam itu, Ketua PWM Sumbar Dr. Drs Shofwan Karim Elha,MA, Wakil Sekretaris Toni Markos, Wakil Ketua PWM Bachtiar, Wakil Ketua Drs H. Nurman Agus, Bendahara Abdurrahman Chan, Ketua PWPM Muhayatul, Ketua PWA Meiliarni Rusli dan Sekretaris PWA Desi Asmaret, Wakil Ketua Deri Rizal, Wakil Ketua Hendri Novigator, dan Sekretaris Rafiqul Amin.
Ketua PW Muhammadiyah Sulawesi Selatan, Prof Dr. Anwar Asse mengucapkan terima kasih atas sambutan yang disediakan keluarga besar Muhammadiyah Sumbar.
Hubungan emosional dan kultural antara Sulsel dan Sumbar baik secara kultural, tokoh dan kemuhammadiyahan terjalin baik. Muhammadiyah besar di Yogyakarta dan dibesarkan oleh orang Sumbar. Tokoh Sumbar juga banyak andil dalam mengemmbangkan Islam di Sulawesi Selatan.
“Saya berpikir tidak mungkin mewujudkan Indonesia kalau Sulsel dan Sumbar tidak maju, ayo bersama-sama kita aplikasikan tema besar Muktamar Indonesia berkemajuan, sinergitas akan terus dikembangkan dan dipelihara dengan baik,” ujarnya.
Anwar Asse juga memaparkan tentang bencana LGBT secara moral dan juga bencana alam. Kedua-keduanya sangat berbahaya, jadi perlu strategi dakwah yang komprehensif mengatasi dua bencana ini.
Saat pertemuan berlangsung, Ketua PW Muhammadiyah Sumbar mengatakan Sumatera Barat dan Sulawesi Selatan secara kultural dan Islam sudah terjalin sejak dulunya, pengembangan Muhammadiyah di Sulsel juga dipopulerkan Buya Hamka dan tokoh minangkabau lainnya.
Menurutnya, Muhammadiyah Sumbar memiliki SDM dan SDA yang luar biasa, tanah 1612 persil dengan luas 237.818 meter persegi, TK hingga perguruan tinggi sebanyak 301unit, 42 panti asuhan dan BMT 15 unit namuan belum teroptimalkan dengan baik. Untuk itu perlu langkah-langkah konkrit mengatasi persoalan keumatan ini antara lain dalam konteks Muhammadiyah aktifasi dengan membuat kartu baru dan memperbaharui kartu lama. Dalam database Muhammadiyah terdapat kurang lebih 870 ribu sebagai Warga Muhammadiyah mikro sedangkan warga muslim Sumbar sebagai Muhammadiyah mikro. Secara eksternal dengan memajukan Muhammadiyah berarti memajukan Sumatera Barat. “Saya cukup optimis dengan semangat yang luar biasa dari angkatan muda Muhammadiyah semuanya akan terwujud,” ujarnya.
Shofwan mengharapkan sinergitas antara kedua PWM akan terus berlanjut, dan insya Allah akan ada kunjungan balasan membicarakan persolan keumatan kekinian dan strategi cara menghadapinya.
Dia memaparkan tetralogi Minangkabau, muslim dan Muhammadiyah yang disandingkan visi Sumatera Barat berkemajuan. Dalam tetralogi dan Sumbar berkemajuan itulah semangat dan cita-cita Muhammadiyah Sumbar tidak hanya berbicara dalam kacamata Muhammadiyah tetapi persoalan keumatan secara keseluruhan.
Wakil Ketua PWPM Sumbar, Deri Rizal mengatakan Ini sebuah kehormatan bagi keluarga besar Muhammadiyah bisa bertemu langsung dengan Ketua PWM Sulsel, kita bisa sharing pengalaman dengan PWM Sumsel dalam menjalankan persyarikatan dan bisa menginspirasi kita semua dalam menghadapi tantangan persoalan keumatan. (RI-ed Th)