YOGYAKARTA–IMM Komisariat Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan gelar IMM Berbagi sebagai acara puncak dari IMM Bersinergi (27/03). Tahun ini IMM Berbagi mencoba melakukan terobosan baru dengan cara aksi bakti sosial di daerah pelosok perbatasan provinsi DIY dengan Jawa Tengah. Tempat yang dipilih sengaja jauh dari jangkauan. Lebih tepatnya desa tersebut bernama dusun Plengan, Desa Banjaroya, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo. Selain itu, karena tempat tersebut begitu gencar didatangi oleh misionaris dari luar kota bahkan lintas negara.
Panitia pun memaparkan bahwa desa yang sudah lama menjadi sasaran empuk misionaris ini adalah desa yang mempunyai potensi alam yang sebenarnya luar biasa. Tetapi berbagai cara yang di lakukan para militan Katolik itu untuk terus gencar dalam melakukan pelemahan potensi individu khususnya pada warga sekitar tidak kalah gencar. Menurut penuturan tokoh muslim sekitar desa tersebut, para pesuruh gereja tersebut sengaja membangun rumah di saat jam 11 tepat di hari Jum’at, sehingga warga yang ber-agama Islam tidak dapat shalat Jum’at karena sedang bergotong royong membangun rumah, dan salah satu dari misionaris tersebut menghasut agar meninggalkan shalat Jum’at dan diganti dengan wiridan.
Selain itu, dari penuturannya bahwa dari 100-an Kepala Keluarga (KK) hanya sekitar 15-an KK yang beragama Islam. “Sungguh miris, ketika hidup dalam negara yang mayoritas beragama islam tetapi di perbatasan provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta masih ada hal semacam itu. Toleransi yang mana sebenarnya sedang kalian suarakan?” ungkap panitia yang ditemui di lokasi. Ini baru satu dari beberapa masalah yang ada di desa tersebut. Atas dasar keprihatinan tersebut IMM Komisariat Fakultas Psikologi melakukan IMM Berbagi, dalam kesempatan tersebut juga hadir perwakilan Korkom, serta perwakilan IMM komisariat Ekonomi.
Pada kegiatan IMM Berbagi kali ini, selain membagikan sembako kepada warga muslim, dan acara lomba untuk anak-anak TPA. IMM Komisariat Fakultas Psikologi juga berusaha membenarkan arah kiblat dengan kompas penunjuk arah kiblat shalat. Harapan serta perasaan bahagia terlihat dari wajah para warga sekitar, masjid kembali ramai dengan kegiatan yang ramah anak tanpa melupakan esensi dari ajaran islam yang lebih damai. “Bahagia, semoga kedepannya bisa menjadi anak-anak yang diharapkan dengan ilmu yang mba dan mas bagikan disini,” tutur pak Jadi selaku jamaah masjid Al-Mutaqin.
“Senang sekali, kedepannya semoga bisa berlanjut lagi tidak hanya sampai disini dan semoga yang disampaikan bisa membawa kebaikan kedepannya,” kata pak Nur. Rencana kedepan yang insha Allah akan dilakukan oleh IMM Komisariat Fakultas Psikologi adalah mengadakan qurban bersama IMM Komisariat Ekonomi dan FTDI. Salah satu panitia penyelenggara pun menuturkan bahwa bagi mereka pengalaman yang tidak dapat digantikan dengan materi sekalipun, saat diperkenan oleh Allah langsung menyaksikan gigihnya perjuangan mereka untuk tetap bertahan pada akidah yang murni, terus mendirikan nama Allah diatas caci maki dan rintangan yang datang. “Apa lagi yang bisa dilakukan oleh saudara sesama muslim selain mendoakan dan berusaha untuk tetap menjaga semangat mereka menyeru pada kebaikan?” tandasnya. (ed-Th)