Bekasi– Kamis, 24 Maret 2016, menjadi hari berkabung bagi warga persyarikatan Muhammadiyah, baik kota maupun kabupaten. Karena hari itu seorang ulama ahli hadits, yang pernah memimpin Muhammadiyah baik kabupaten maupun kota Bekasi, KH. A. Rauf, HM, menghembuskan nafas terakhir. Ia dipanggil kembali ke pangkuan khaliknya insya Allah dengan khusnul khotimah.
Kabar duka itu cepat menyebar di kalangan warga persyarikatan Muhammdiyah di Bekasi. Apalagi pada hari itu, panitia Musda Muhammadiyah dan Aisiyah kota Bekasi sedang menggelar, syiar Musda dengan mengadakan tabligh akbar yang menghadirkan, Pimpinan Pusat Muhammadiah, H. Busyro Muqoddas, di komplek perguruan Muhammadiyah, Jl. Ki Mangunsarkoro.
Suasana duka semakin terasa manakala, jenasah almarhum, yang lebih separuh usianya dibaktikan untuk mengembangkan Muhammadiyah di kabupaten dan kota Bekasi, diusung ke Masjid Al Jihad yang berada di komplek perguruan Muhammadiyah.
Warga persyarakitan yang mengikuti tabligh akbar itu langsung bergerak menuju masjid. Usai melaksanakan shalat Jum’at, dilanjutkaan dengan shalat jenazah, selanjut dilakukan pemaakaman.
A. Rauf, HM, sempat merasakan suka duka membangun Muhammadiyah di kabupaten Bekasi terutama pada awal perintisan Muhammadiyah. “Sekolah kita yang berada di tengah sawah kerap dilempari orang dengan kotoran,” katanya,saat diwawancarai untuk penulisan buku sejarah Muhammadiyah Bekasi, setahun yang lalu.
Sebelum kepergiannya untuk selama-lamanya, alamarhum memang sangat bergairah jika ia diajak wawancara untuk penulisan sejarah Muhammadiyaah Bekasi.
Salah satu ceritanya yang menarik adalah ketika siswa PGA Muhammadiyah tiba-tiba mendapat siswa yang membludak. Sementara fasilitas gedung dan bangku tak tersedia.
Melihat siswa yang membludak, pengurus Muhammadiyah, meminta bantuan kepada bupati. Ketika itu bupati yang memimpin adalah H. Abdul Fatah. Karena permohonan itu diajukan, seketika bupati langsung merespon dengan memberikan bantuan berupa peti Pemilu, untuk dijadikan bangku belajar.
“Jadilah siswa belajar dengan menggunakan kotak suara Pemilu sebagai bangkunya,” kenangnya.
Tentu masih banyak kenangan, yaang pernah diungkapkan almarhum tentang suka duka membangun Muhammadiyah di Bekasi.
“Kita hanya berharap seluruh amal ibadahnya diterima Allah. Sedang nilai-nilai yang baik yang telah ditanamkan almarhum di lingkungan persyarikatan, dapat kita jadikan contoh teladan untuk membangun Muhammdiyah,” ujar, H. Deddy SW, sekretaris PDM. (Imran Nasution)