MALANG–Seiring perkembangan zaman, kehadiran Al-Quran di dunia melahirkan ragam pemahaman dan penafsiran. Namun perbedaan tersebut harus disikapi dengan bijaksana. Hal ini diungkapkan Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof. Dr. Muhadjir Effendy, MAP dalam seminar Islam bertajuk “Futuring Your Life with Al-Quran: Peran Al-Quran dalam Membangun Peradaban” yang diselenggarakan Unit Kegiatan Mahasiswa Kerohanian Jama’ah AR Fachruddin (UKM-K JF) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Sabtu (02/04).
“Al-Quran itu absolut, tapi juga memberikan ruang bagi umat Islam untuk mempelajarinya sehingga wajar jika memunculkan banyak perbedaan. Ini harus dihargai dan dijadikan modal untuk ber-Islam. Islam adalah agama yang rahmatan lil alamin,” ujarnya di hadapan ratusan peserta yang hadir.
Ia lantas mencontohkan tokoh pemimpin dari tiga negara yang mampu membawa perubahan di negaranya, yakni Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, Pemimpin Partai Islam Al-Nadha di Tunisia, Rasyid Al-Ganousyi dan Tokoh Mesir, Hassan Al-Banna. “Mereka mampu mengimplementasikan pemahamannya dari Al-Quran dengan kepemimpinannya sehingga timbul suatu gerakan revolusioner,” terang Muhajir yang juga pakar di bidang kemiliteran ini.
Ia berharap, dengan memaknai kandungan-kandungan keilmuan yang ada di dalam Al-Quran, para generasi muda saat ini bisa menjadi pemimpin yang mampu membawa perubahan lebih baik bagi negaranya. “Jangan menunggu ilmu kita tinggi dan jangan ragu lagi untuk menggali nilai dan makna yang ada di dalam Al-Quran,” imbuhnya.
Sementara itu, founder Tahfidz Quran Tematik (TQT), Lailatul Fithriyah Azzakiyah SHI, MPdI yang memberikan pengarahan tentang mudahnya mempelajari dan memaknai Al-Quran mengatakan, Quran diturunkan ke bumi untuk dijadikan pedoman bagi kehidupan di dunia maupun akhirat. “Jadi tidak ada alasan bagi umat Islam untuk tidak mempelajari, mengerti dan mengamali segala nilai yang terkandung dalamnya,” ucapnya dalam seminar yang dibuka langsung oleh Pembantu Rektor (PR) III, Dr. Diah Karmiyati, Psi.
Ia pun memberikan langkah-langkah untuk mempelajari Quran di antaranya dengan tartil, tarjamah, tafsir, tadabur, ta’lim, tadarus dan tabligh. “Allah itu Maha Kreatif, makanya kita juga harus tau cara mengkaji, mentadabburi dan mengamalkan segala nilai yang terkandung dalam Al-Quran,” ujar Laila.
Pembina UKM-K JF, Dr. Pradana Boy ZTF, MA(AS) berharap, dengan segala rangkaian kegiatan yang diselenggarakan UKM-K JF ini bisa semakin mengembangkan ilmu-ilmu Al-Quran dan Keislaman. “Jika yang jadi tren di masyarakat hanya menghafal Al-Quran saja, mari kita tingkatkan dengan memaknai Quran untuk memecahkan segala permasalahan yang ada sehingga Al-Quran bisa dijadikan fitur di kehidupan masa depan kita,” pungkasnya.
Seminar Islam ini merupakan puncak gelaran Rektor Cup UMM 2016 yang digelar UKM-K JF. Dalam pelaksanaan Rektor Cup kali ini UKM-K JF mengadakan delapan bidang perlombaan. Diantaranya musabaqoh tilawatil Quran (qori), musabaqoh khatil Quran (kaligrafi), musabaqoh fahmil Quran (cerdas cermat), syahril Quran (da’i), lagu religi (nasyid), musabaqoh tartil Quran, karya tulis ilmiah Al-Quran dan musabaqoh hifdzil Quran (hafalan). Kompetisi yang diselenggarakan Senin-Kamis (28-31/03) ini diikuti lebih dari 200 mahasiswa dari sepuluh fakultas yang ada di UMM. (Humas UMM)