MAFI Fest, 12 Tahun Apresiasi Film Pendek Indonesia

MAFI Fest, 12 Tahun Apresiasi Film Pendek Indonesia

Festival film garapan mahasiswa pertama di Indonesia, Malang Film Festival (MAFI Fest) kembali hadir. Ajang apresiasi film pendek yang digelar 6-9 April ini akan menghadirkan 43 film pendek pelajar dan mahasiswa yang telah terjaring dari 278 film yang masuk dari seluruh Indonesia.

Menurut Direktur MAFI Fest, M Abdul Chafidz, dari festival ini akan dipilih empat film terbaik dari masing-masing kategori. Program kompetisi dibagi menjadi empat kategori yaitu film fiksi pendek pelajar, film fiksi pendek mahasiswa, film dokumenter pendek pelajar dan film dokumenter pendek mahasiswa. Sedangkan untuk program non kompetisi, kami memiliki program Klinik Kritik, Kelas Publisis Film, Nawak Ngalam serta program Malang Sinau dokumeter. “Di festival ini kami punya dua macam program, yaitu program kompetisi dan program non kompetisi,” ujar mahasiswa Manajemen UMM ini.

Dalam program kompetisi, MAFI Fest menghadirkan beberapa juri yang berkompeten dalam bidangnya masing-masing, seperti Adrian Jonathan, Astu Prasidia, dan Jason Iskandar yang diundang sebagai juri Film Fiksi. “Kita mengundang juga Budi Irawan, Akbar Yumni, dan Taufan Agustyan Prakoso diundang sebagai juri Dokumenter,” ungkap Chafidz.

Di program non kompetisi, Malang Sinau Dokumenter menjadi salah satu program unggulan MAFI Fest. Menurut Chafidz, program berbentuk workshop dokumenter ini sebenarnya merupakan program yang masih dipertahankan di festival karena semangat dalam memproduksi film dokumenter di Indonesia, terutama di Malang dirasa masih kurang dibandingkan film Fiksi.

“Dalam kemasan Malang Sinau Dokumenter ini, kami mendatangi sekolah-sekolah untuk dapat menerima workshop secara mendalam. Output dari workshop ini adalah pembuatan film dokumenter pendek yang akan di-screening di Malang Film Festival,” tambah Yuli, Programer MAFI Fest 2016.

Di tahunnya yang ke-12 ini, Chafidz berharap MAFI Fest sebagai festival yang cukup tua di Indonesia akan terus mencoba hadir untuk mengapreasiasi karya film pendek pelajar dan mahasiswa. “Meskipun pemerintah tidak sepenuhnya memberikan support secara materi dalam festival ini, semangat independent dalam berfestival akan terus digalakkan,” pungkasnya. (Humas UMM)

Exit mobile version