Kendal– Honda Technical Skill Contest tingkat Jawa Tengah (Jateng) tahun 2016 yang diselenggarakan PT Astra Honda Motor (AHM) menempatkan SMK Muhammadiyah 3 Weleri sebagai juara 1. Penghargaan itu diperoleh sekolah melalui siswanya, Afrizal Khozin yang memperoleh nilai tertinggi pada kegiatan yang diselenggarakan di Semarang tersebut. Atas prestasi itu, SMK Muhammadiyah 3 Weleri berhak maju ke tingkat nasional pada ajang yang sama mewakili Jateng Juni mendatang.
Afrizal adalah siswa kelas XI jurusan teknik sepeda motor (TSM) SMK Muhammadiyah 3 Weleri. Pada kejuaraan tersebut, Afrizal berhasil memperoleh nilai 84,0 mengungguli lawan-lawanya dari sekolah lain. Total peserta dalam ajang tersebut adalah 40 siswa jurusan TSM dari SMK binaan Honda se-Jateng.
Berdasarkan penjelasan M Yusuf Darmawan, Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah 3 Weleri, Honda Technical Skill Contest 2016 dibagi menjadi babak utama, yaitu babak pra contest dan grand final.
Pada babak pra contest, lanjut Yusuf, ada 40 siswa yang menjadi peserta. Setelah diuji kemapuan dan ketrampilan dengan berbagai materi, panitia penguji memutuskan 5 siswa yang berhak melaju ke babak selanjutnya. “Alhamdulillah siswa kami Afrizal masuk lima besar dan maju ke babak grand final,” ucapnya.
Di grand final, tuturnya, peserta diberi materi soal yang lebih sulit lagi. Materi yang diberikan panitia meliputi teori, praktek meja, trouble shooting, customer handling, dan pemahaman teknologi terbaru (update knowledge). “Akhirnya melalui capaian nilai per nilai, Afrizal dinobatkan sebagai juara 1. Kami sangat bangga atas capaian itu”, kata Yusuf.
Hasil final Honda Technical Skill Contest 2016 se-Jateng menempatkan SMK Muhammadiyah 3 Weleri sebagai juara 1. Disusul di belakangnya sebagai juara 2 oleh SMK Kristen Klaten dengan nilai 82,4. Selanjutnya, sebagai juara 3 diraih SMK Muhammadiyah 3 Karangayar dengan nilai 67,1.
“Kami berhak mewakili Jateng menuju tingkat nasional, dan kami akan melakukan pendampingan maksimal kepada Afrizal untuk mempersiapkan semua. Salah satunya dengan melakukan evaluasi yang menjadi kelemahan siswa kami,” pungkas Yusuf. (gsh)