YOGYAKARTA–Lahirnya Lembaga Pengembangan Pondon Pesantren Muhammadiyah (LP3M) adalah hasil maksimal putusan muktamar 47 Makassar. Melalui lembaga ini, diharapkan pondok pesantren (Potren) lebih maju dan berkembang serta mampu melahirkan kader-kader handal yang menguasai kelimuan Islam sesuai paham Muhammadiyah. Hal ini disampaikan Dr Maskuri M Ed Ketua LP3M Pimpinan Pusat Muhamadiyah pada Silaturahmi Pondok Pesantren Muhammadiyah Regional DIY dan Jatim beberapa waktu lalu.
Dalam rang itu, Maskuri melanjutkan, LP3M setelah dibentuk melakukan rapat kerja dan menyusun berbagai program. Salah satu program utamanya adalah silaturahmi potren Muhammadiyah. Tujuanya adalah menyatukan pikiran dan menyaring gagasan untuk bersama-sama bergerak memajukan pontren. “Dari beberapa silaturahmi yang sudah diadakan, LP3M memperoleh data mana potren yang sudah maju, mana potren yang berkembang, dan mana potren Muhammadiyah yang hampir mati. Tentu dengan silaturahmi akan memunculkan semangat bersama untuk menghidupkan dan memajukan potren di lingkungan persyarikatan”, ucapnya.
Menurutnya, dari beberapa pertemuan silaturahmi sebelumnya, terlihat jelas semangat dan antusias besar peserta untuk membesarkan potren Muhammadiyah. Bahkan akhir-akhir ini baik di level daerah maupun cabang banyak didirikan potren. “Itu adalah sinyal bangkit dan tumbuh kembalinya semangat warga Muhammadiyah dalam membesarkan potren”, kata Maskuri.
Melihat berbagai potensi itu, sambungnya, ada harapan besar potren Muhammadiyah bisa menjawab tantangan persyarikatan yang mengalami krisi ulama’ dengan melahirkan kader-kader ulama’ intelek. Lebih jauh lagi, potren juga diharapkan memiliki amal usaha ekonomi yang mampu mendukung penuh kegiatan potren. “Beberapa potren sudah menerapkan itu, dan tidak sedikit amal usaha bisnis potren yang menghasilkan milyaran rupiah. Semoga segera lahir potren-potren Muhammadiyah yang maju dibidang pendidikan Islam juga maju ekonomi dan bisnisnya”, pungkas Maskuri.
Silaturahmi pondok pesantren Muhammadiyah yang dilangsungkan di Muhammadiyah Boarding School (MBS) Prambanan itu dihadiri lebih 50 mudir dan pengasuh potren Muhammadiyah se-DIY dan Jatim. Pertemuan selama dua hari itu lebih banyak diskusi dan berbagi pendapat antar mudir dan pengasuh potren mengenai konsep dan kurikulum khas pesantren Muhammadiyah.
Turt hadir pada silaturahmi tersebut, Yunus Muhammadi Ketua Itmam, Muhammad Muqoddas Dewan Penasihat LP3M, serta Agung Danarto Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Dalam sambutanya, Agung menyampaikan, pendidikan Muhammadiyah lahir akibat KH Ahmad Dahlan merespon perkembangan zaman pada waktu itu. Pertama respon Ahmad Dahlan kepada sistem pendidikan belanda, yang kemudian menghasilkan konsep pendidkan modern, yaitu menggambungkan pendidikan umum dengan memasukan pendidikan keagamaan. Kedua, respon Kyai Dahlan terhadap pendidikan pesantren yang klasikal, yang hanya mengajarkan ilmu agama. Dari pengalaman itu kemudian Ahmad Dahlan tetap mempertahankan sistem pesantren, namun muatan-mutan pendidikanya diberikan pengajaran pengetehuan umum. Dari dua konsep itu, potren Muhammadiyah lebih condong pada sistem pendidikan yang kedua. “Sekarang tinggal bagaimana konsep itu dikembangkan sesuai kebutuhan zaman”, paparnya. (gsh)