Ketika masih di Ulak Paceh, ada suatu kejadian sebagai berikut. Suatu hari ketika waktu shalat maghrib tiba dan muadzin sudah qomat, jama’ah yang berada di baris depan saling mempersilahkan, karena merasa ada orang lain yang lebih afdhal untuk menjadi imam dari dirinya sendiri.
Karena saling dorong mempersilahkan yang lain, maka majulah seorang yang dikenal kurang waras. Untung segera ketahuan dan orang itu ditarik. Kalau tidak maka shalat itu tentu diimami orang gila.
Peristiwa itu sering digunakan Pak AR untuk mengingatkan warga Muhammadiyah untuk tidak tolak-menolak jika ditunjuk untuk menjadi pemimpin, tetapi juga jangan berebut menjadi pemimpin.