PADANG — Muhammadiyah-Aisyiyah Sumbar mengadakan bincang-bincang sore, tea time discution bersama wanita meliter USS Stockdale terkait pengalaman Wanita meliter Amerika di Museum Adytiawarman, Rabu, (13/4).
Dengan tema “Evolusi Perempuan Dalam Militer”, sebagai narasumber acara tersebut terdiri dari Ketua PW Aisyiyah Hj. Meiliarni Rusli, Ketua Bundo Kanduang Dra. Hj. Reno Raudah Thaib dan Wakil Konsulat Amerika, Tamra Greigh serta enam perwira wanita angkatan laut Amerika.
Ketua PW Aisyiyah Sumbar, Dra Hj Meiliarni Rusli mengatakan peran perempuan dalam Muhammadiyah tidak dipisahkan antara keduanya karena Muhammadiyah-Aisyiyah adalah satu, karena Aisyiyah juga merupakan ortom khusus. Aisyiyah lahir digerakan oleh Nyai Dahlan. Sedangkan dalam Islam juga hadir tokoh seperti Aisyah dan Khadijah yang merupakan istri Nabi Muhammad SAW. Ketua PW Asyiyah juga menekankan arti penting Aisyiyah bagi dakwah Muhammadiyah, tanpa Aisyiyah Muhammadiyah tidak akan kuat begitu juga sebaliknya dengan motto Basamo Mako Manjadi (baca:bersama maka terjadi).
Meiliarni Rusli juga mencerita Sumbar juga merupakan jazirahnya tokoh ulama perempuan, salah satunya adalah Rahmah Elyunusia. Rahmah Elyunusia adalah seorang tokoh perempuan pembaharu pendidikan Islam yang dianugerahi gelar Syeikha pertama dari Universitas Al-Azhar atas sumbangsihnya bagi program pengembangan pendidikan perempuan di Universitas Al-Azhar. “Syekha dari Universitas Al-Azhar itu sengaja datang belajar di sebuah diniyah di Padang Panjang belajar program pendidikan perempuan dari Rahmah Elyunusia, sudah seharusnya para pimpinan Aisyiyah mentauladani tokoh perempuan ini,” jelasnya.
Ketua Umum Bundo Kanduang, Reno Raudah Thaib juga menceritakan bagaimana kehidupan wanita Minangkabau, sebagai pemilik atau boss di rumah gadang harta pusaka menjadi kepunyaan wanita, laki-laki hanya sebagai penjaga harta pusaka. Orang Minangkabau bersuku ke ibu dengan menganut sistem kekerabatan Matrilineal.
Sementara itu, Wakil Konsulat Amerika di Medan Tamra Greigh menekankan perempuan telah memainkan peran penting dalam meliter sejak revolusi Amerika tahun 1975. Peran mereka telah semakin berkembang dan saat ini perempuan menempati posisi tertinggi dalam kepemimpinan dan terus memberikan kontribusi tertinggi pada pasukan bersenjata Amerika. Beberapa perempuan telah dipromosikan sebagai jendral berbintang empat, komodor skuadron meliter angkatan laut, wakil komandan coast guard, pilot jet angkatn udara AS dan lain sebagainya. (RI-Ns)