YOGYAKARTA— Saat masyarakat masih berdebat tentang posisi perempuan dalam masyarakat, Muhammadiyah telah memiliki tokoh-tokoh perempuan yang telah berhasil memimpin banyak amal usaha Muhammadiyah (AUM) yang tersebar di nusantara. Dalam kehidupan modern laki-laki tidak mungkin tidak melibatkan perempuan dalam upaya membangun sebuah bangsa. Hal ini disampaikan Agung Danarto Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah.saat sambutan pada Peluncuran Logo Muktamar Nasyiatul Aisyiyah XIII di kantor DPD RI Yogyakarta, (17/4).
Agung menekankan bahwa, kebaikan apapun yang dilakukan oleh perempuan tetaplah tidak boleh meninggalkan rumah tangganya, karena benteng yang kuat itu harus dibangun mulai dari keluarga. “Maka gerakan perempuan harus berbasis kelurga sakinah, Berkarir cemerlang dan mampu membangun kemandirian bangsa,” jelasnya.
Nasyiatul Aisyiyah sebagai organisasi perempuan muda Muhammadiyah dengan keanggotaan mulai dari level basis hingga nasional, memandang bahwa kemandirian bangsa dapat diejawantahkan melalui gerakan perempuan muda berkemajuan.
Salah satu penanda “Berkemajuan” tampak dalam pandangan maupun praksis gerakan Muhammadiyah sejak berdirinya, yang menempatkan perempuan sebagai mitra beramal shaleh di tengah budaya dan struktur social yang patriarkhis seperti pandangan bahwa perempuan konco wingking, swargo nunut neroko katut. Hingga saat ini, gerakan perempuan Muhammadiyah telah memperluas diri dalam berbagai bidang kehidupan baik pendidikan, kesehatan, social, ekonomi, keagamaan, hukum, bahkan politik secara nasional.
Norma Sari ketua umum PP Nasyiatul Aisyiyah menjelaskan bahwa, “Gerakan tersebut mengandung ikhtiar memperkuat posisi perempuan muda Indonesia sehingga dapat mengatasi problem yang masih dihadapi perempuan dan menempatkan perempuan sebagai subjek pembangunan yang bermuara pada terwujudnya kemandirian bangsa,” papar Norma Sari.
Peluncuran Logo Muktamar Nasyiatul Aisyiyah XIII bersamaan dengan Dialog Kebangsaan “Gerakan Perempuan Muda Berkemauan untuk Kemandirian Bangsa”. Tema dialog kebangsaan tersebut merupakan tema besar Muktamar Nasyiatul Aisyiyah XIII yang akan dilaksanakan di Yogyakarta, 25-28 Agustus 2016. Menjelang penyelenggaraan Muktamar, Nasyiatul Aisyiyah lakukan peluncuran logo Muktamar Nasyiatul Aisyiyah. Logo Muktamar Nasyiatul Aisyiyah XIII terdiri dari gambar gunungan, motif batik semen kuncoro dan sekar keben dalam lingkaran warna hitam, garis gelombang, angka 13, dan lambing Nasyiatul Aisyiyah.
Lebih lanjut, Norma Sari berharap pada Muktamar yang akan datang akan tercapainya tahapan cita-cita Nasyiatul Aisyiyah yakni membangun eksistensi Nasyiatul Aisyiyah di dunia Internasionan untuk gerakan perempuan yang berperadaban, dengan menghasilkan perubahan peradaban yang memiliki kualitas hidup lebih baik bagi perempuan dan anak. (Ns)