Mahasiswa KKP FAI Unismuh Adakan Baitul Arqam dan Kemah Bakti

Mahasiswa KKP FAI Unismuh Adakan Baitul Arqam dan Kemah Bakti

Makassar-Mahasiswa Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar yang melaksanakan Kuliah Kerja Profesi (KKP) di lereng gunung Bawakaraeng, desa Ballasuka Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa mengadakan Kemah Bakti pekan kreatifitas Pelajar dan Baitul Arqam bagi seluruh petani dan masyarakat (15-17/4). Bertempat di pondok Pesantren Darul Arqam Muhammmadiyah Ballasuka, kegiatan tersebut turut mengundang narasumber yaitu Dr.H. Ramli Haba, MH, Ir H Darwis Lantik, MSi, Drs KH Mawardi Pewangi, MPdI, Drs HM Husni Yunus, MPd, KH Arsyad Nyero, serta sejumlah narasumber lainnya. Kegiatan ini dihadiri sejumlah 300 orang peserta dam mengangkat tema “Membangun Peradaban Islami Menuju Masyarakat yang Berkemajuan.

Dekan FAI Unismuh Makassar, Drs KH Mawardi Pewangi, MPdI dalam pembukaan acara tersebut menyampaikan bahwa program pengabdian Mahasiswa dilakukan di tempat ini adalah program yang nyata. Hal ini dikarenakan Mahasiswa mampu membangun peradaban pada masyarakat petani. Menyadari, pentingnnya membangun peradaban yang berkemajuan menuju masyarakat yang mampu mencerdaskan, tanpa melepaskan nilai-nilai buadaya Islam yang merujuk pada Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah.

“Program ini dapat diadopsi bagi setiap mahasiswa yang akan melaksanakan tugas KKP atau KKN di desa. Mahasiswa menjadi kekuatan Kampus dalam mewujudkan Tri dharma perguruan tinggi menuju masyarakat Cerdas yang berpendidikan tinggi melalui sistem pendidikan kemasyarakatan,” ujarnya.

Empat narasumber yang menjadi pemicu kesuksesan acara tersebut, kurang lebihnya menyampaikan bahwa masyarakat tani dewasa ini seharusnnya mampu untuk melepaskan diri dari dari kebodohan. Dalam setiap program pengembangan desa dan peningkatan kualitas hidup di era globalisasi saat ini telah meberikan peluang dan membuka wawasan untuk membangun desannya secara mandiri dengan peningkatan kualitas ekonomi kerakyatan.

Dari sisi HAM, Ramli Haba mengatakan bahwa setiap warga negara, mendapatkan hukum dan perlindungan dalam menentukan hidup serta hak masing-masing. “Masyarakat tidak perlu takut untuk berbuat dan menciptakan peran-peran hukum di masyarakat karena hal tersebut akan terlindungi,” ungkapnya.

Sementara, Husni Yunus yang merupakan praktisi pemberdayaan petani mengatakan bahwa petani seharusnnya tidak lagi menunggu dan menadahkan tanggannya pada pemerintah dalam mewujudkan swasembada pangan. Namun, hendaknnya berbuat semaksimal mungkin dengan ditunjang sikap professional. “Dengan mendapatkan bimbingan dan dampingan dari perguruan tinggi Muhammmadiyah seperti Unismuh Makassar dalam pengembangan tekologi pertanian, dan bantuan pemikiran serta material dari kampus, akan menjadi kekuatan tersendiri bagi masyarakat,” pungkasnya. (ed-Th)

Exit mobile version